Sabtu, 13 Agustus 2016

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Disney's Princess?



Menjadi seorang putri barangkali adalah cita-cita seluruh anak perempuan di dunia. Dengan gaun-gaun yang indah, rambut panjang, keinginan yang selalu terpenuhi, dan dicintai. Tapi setelah beberapa hal yang kusebut tadi, sepertinya menjadi seorang Princess bukan hanya cita-cita seorang anak perempuan. Hampir semua perempuan ingin menjadi Princess.

Dan mungkin salah satunya adalah aku.

Ini konyol, memang. Aku tahu. Makanya ketika aku memahami dari segi manapun aku tidak cocok hidup sebagai Princess, obsesiku kubantingsetirkan menjadi seorang penggemar Princess.

Usiaku 20 tahun dan dalam beberapa bulan yang tidak akan lama akan bertambah satu tahun lagi. Tetapi menjadi dewasa rupanya tidak menghalangiku untuk menyukai beberapa hal yang sebenarnya dibuat untuk anak-anak.

Di usiaku yang sedewasa ini aku baru menyadari bahwa rupanya aku begitu tertarik dengan Disney’s Princess. Hanya saja jika kurasakan lebih dalam lagi barangkali alasanku tertarik akan jauh berbeda dengan alasan anak-anak menyukai Disney’s Princess.

Sebelum membahas mengenai Disney’s Princess, aku ingin mengatakan bahwa catatan ini sebagai wujud tidak sabarku menanti film Disney terbaru yang memunculkan tokoh Princess yang baru! Hooray!

Jadi begini, teman-teman. Aku memang tidak tumbuh menjadi perempuan yang sejak kecil dicekoki mainan-mainan perempuan apalagi kisah tentang Disney’s Princess. Sama sekali tidak begitu. Justru sebaliknya, masa kecilku lebih diisi dengan kisah-kisah Kancil, film Tom & Jerry, Power Rangers, Saras 008, dan Winnie the Pooh. Tidak ada unsur ‘princess’ nya sama sekali.

Tetapi ketika aku sudah cukup remaja untuk menonton film apapun yang kusukai, entah kenapa justru aku tertarik dengan kisah-kisah Princess ini. Ketertarikanku pertama kali kutujukan pada film Tinkerbell khususnya sosok SilvermistPeri air bergaun biru dan berambut panjang berwarna biru gelap seperti perairan dalam. Dan aku menyukai Silvermist semata-mata karena karakternya yang terlihat lebih anggun dan tidak begitu kekanak-kanakan.

Kemudian satu per satu film Disney mencuri minatku. Aku masih ingat betul beberapa cerita Disney’s Princess. Mulai dari Disney’s Princess yang lebih tua seperti Cinderella (seingatku setting tokoh ini berasal dari Jerman), Snow White, Ariel, Belle (dilihat dari gaya berdandannya mungkin Princess ini berasal dari Prancis), Jasmine (Arabian Princess), Aurora (Sleeping Beauty), Megara (Greece Princess), Jane, Esmeralda (aku tidak paham dengan kisah putri Gypsi yang satu ini karena memang belum menontonnya), dan Pocahontas (Princess Indian yang menjadi salah satu favoritku). Beberapa yang lain adalah Mulan (Princess Tiongkok), Alice in Wonderland (Fantasy Princess), Rapunzel, Tiana (African-American Princess), Thumbelina, Merida (Scotland Princess), dan Anna serta Elsa dari film Frozen.



Aku rasa film-film Disney’s Princess secara garis besar tidak hanya berkisah tentang cinta seorang Putri dan Pangeran. Tetapi ada juga kisah mengenai kesabaran dan keyakinan. Semua Disney’s Princess aku yakin memiliki pesan mengenai bagaimana harus memiliki keyakinan dan kesabaran dalam memiliki sebuah harapan maupun keinginan.

Seiring berkembangnya waktu, aku melihat bahwa Disney memunculkan tokoh-tokoh Princess yang memiliki karakter baru di mana karakter-karakter ini semakin kuat. Jalan cerita yang dibuat pun menurutku tidak klise dan tidak begitu melodrama. Tidak hanya mengenai kesabaran dan keyakinan tetapi juga keteguhan hati, keberanian, kepercayaan diri, kasih sayang, dan pengorbanan. Barangkali, menurutku, karakter yang mulai ditonjolkan di film-film Disney’s Princess belakangan ini adalah keberanian dan keteguhan hati.

Coba bandingkan film Cinderella dari tahun 1970-an dengan film Rapunzel (2010). Kedua kisahnya barangkali memiliki kisah yang sama antara seorang putri yang jatuh cinta dengan pangeran. Tetapi kisah Rapunzel jauh berbeda dengan Cinderella. Bukan hanya karakter pemeran utama prianya yang bukan dari kalangan bangsawan seperti di film Cinderella, tetapi aku merasakan jalan cerita Rapunzel, meskipun tidak semellow Cinderella, rupanya lebih menantang dan lebih menghibur.

Selain itu, seiring berkembangnya waktu, Disney’s Princess tidak lagi digambarkan sebagai seorang Princess yang seolah begitu rapuh, anggun berlebihan, dan terlalu ‘penurut’ dalam artian begitu mudah disakiti tokoh antagonis. Disney’s Princess yang baru seperti Merida, Anna, dan Rapunzel lebih berani dan menyukai tantangan. Tingkah lakunya jelas tidak seanggun Cinderella, Snow White, Aurora, Ariel, atau Belle, tetapi justru ini yang menurutku begitu menarik. Meski beberapa Disney’s Princess yang lebih tua semacam Pocahontas dan Mulan juga sudah menunjukkan bahwa seorang putri tidak cukup hanya berbekal keanggunan bahkan tidak perlu begitu rapuh.

Barangkali anak-anak akan lebih menyukai sosok Disney’s Princess yang sangat cantik, anggun, dan memiliki kisah romansa yang menyentuh dengan seorang Pangeran. Tetapi dalam pandangan perempuan dewasa usia 20 tahun sepertiku, aku memiliki Princess-princess favorit sendiri. Aku akan mengurutkannya sesuai yang paling tua:

POCAHONTAS

Aku tidak ingat kapan film tentang Pocahontas ini dibuat, yang jelas dilihat dari grafisnya film ini sudah terbilang cukup tua. Pocahontas merupakan putri seorang kepala suku Indian bernama Powhattan. Di mana dalam filmnya dikisahkan bahwa ia jatuh cinta dengan seorang tentara kulit putih bernama John Smith. John Smith dan pasukannya berlayar ke tanah Indian untuk menaklukan tanah tersebut, tetapi ia jatuh cinta dengan Pocahontas. Konflik yang terjadi adalah ketika kehadiran John Smith ditentang oleh anggota-anggota suku Pocahontas, dan kisah cinta segitiga antara John Smith-Pocahontas-dan tunangan Pocahontas sendiri. Namun di akhir ceritanya, Pocahontas berhasil meredam konflik antara dua belah pihak sehingga peperangan berhasil dihindari.

Alasanku menyukai Pocahontas mungkin karena secara etnis, dia adalah Princess yang unik karena berasal dari lingkungan yang bisa disebut masih tradisional, dibandingkan Princess-princess yang lain. Karakternya yang terlihat kekar dan kuat juga begitu menarik. Rambut hitam panjangnya yang indah selalu terlihat tertiup angin dan memberi kesan bahwa ia adalah perempuan suku Indian yang tangguh.

Tetapi sebenarnya lebih dari itu semua, aku tertarik dengan kisah Pocahontas karena rupanya kisah ini berasal dari kisah nyata. Hanya saja kisahnya tidak semenarik dalam film. Suku Pocahontas pada akhirnya kalah berperang dengan pasukan John Smith. Ayah Pocahontas, Powhattan, dan tunangannya terbunuh. Sedangkan Pocahontas sendiri dibawa ke Inggris oleh John Smith sebagai seorang tawanan dalam kondisi depresi berat. Hidup Pocahontas tak seindah dalam film. Pada kenyataannya, ia disiksa dan memiliki seorang anak hasil hubungan yang dipaksakan. Di ahir hidupnya, ia meninggal karena suatu penyakit.

MULAN

Princess dari daratan China ini kisah hidupnya lebih menantang dari Princess-princess yang lain. Kisahnya dimulai pada masa Dinasti Han, dimana pada saat itu muncul sebuah perintah bahwa setiap keluarga diwajibkan mengirimkan satu anggota keluarga laki-laki untuk ikut berperang. Sayangnya di keluarga Fa, yaitu keluarga Mulan, satu-satunya laki-laki adalah ayah Mulan yang sudah tua dan sakit-sakitan. Demi menyelamatkan ayahnya, Mulan menyamar menjadi seorang laki-laki dan bergabung dengan pasukan Jendral Zhang menggantikan ayahnya. Ia turut bergabung dalam peperangan dan memiliki sebuah kisah yang cukup heroik.

Mulan membuatku tertarik karena pengorbanan dan keberaniannya. Barangkali ia satu-satunya Princess yang menyamar sebagai seorang laki-laki dan terjun ke medan perang dengan mempertaruhkan nyawanya. Aku berpikir bahwa gelar Princess-nya didapat karena keberaniannya, karena bagaimanapun juga ia tidak berasal dari golongan bangsawan, dibandingkan dengan Princess-princess yang lain. Sebagai sosok perempuan tomboy yang pemberani dan tangguh, karakter Mulan cukup menginspirasiku.

MERIDA

Aku melihat sosok Merida sebagai karakter yang lebih muda dari Pocahontas dan Mulan. Bukan hanya dilihat dari tahun produksinya (2012), tetapi jika dilihat dari sosoknya yang digambarkan secara usia ia memang terlihat lebih muda. Apalagi rambut keriting panjang merahnya yang khas benar-benar mencuri perhatian.

Merida merupakan seorang putri dari Scotland tepatnya dari keluarga Danbroch. Sejak kecil ia tertarik dengan busur dan panah, dan ketika remaja ia begitu ahli menggunakan keduanya. Ia biasa menunggangi kudanya yang bersurai indah bernama Angus ke dalam hutan untuk berlatih memanah. Kemampuannya dalam memanah cukup tinggi karena selain ia bisa memanah sambil menunggang kuda, ia bisa memanah dengan tepat. Dalam kisahnya, ia dipaksa menikah oleh ibunya, Ratu Eleanor, tetapi Merida menolak. Ia jelas belum tertarik untuk menikah dan begitu bosan ketika ibunya mengajarkan segala hal tentang bagaimana menjadi seorang putri yang anggun dan lemah lembut. Sesuatu yang sangat bertentangan dengan karakternya. Pada akhirnya, Merida berhasil meyakinkan ibunya bahwa apa yang menjadi keinginan ibunya belum tentu apa yang menjadi keinginan Merida. Dan itu sebabnya mereka perlu lebih memahami satu sama lain. Menurutku, kisah Merida dalam film Brave begitu menarik dan ada beberapa adegan yang menegangkan.

Selain karena sifat Merida yang membuatku tertarik: pemberani, berkeyakinan teguh, dan percaya diri, aku juga tertarik ketika Merida menunggangi kudanya dan bagaimana ia terlihat begitu mengagumkan ketika sedang memanah. Adegan favoritku dalam film Brave ini adalah ketika Merida memanjat tebing seorang diri untuk mencapai air terjun. Soundtrack film ini juga terdengar khas dan menarik. Barangkali memang ‘begitu’ lagu khas dari Scotland.

Itulah beberapa karakter Disney’s Princess favoritku. Dan sepertinya akan bertambah satu lagi dengan hadirnya Disney’s Princess yang baru dari Kepulauan Hawaii: MOANA.


Film yang memiliki tajuk yang sama dengan pemeran utamanya ini baru akan tayang pada bulan September tahun ini (Seingatku begitu). Kisahnya adalah tentang seorang perempuan Hawaii bernama Moana yang ingin berlayar mengarungi samudra. Baginya, mengapa hanya laki-laki saja yang diperbolehkan dan berani mengarungi samudra dengan perahu? Sebagai seorang perempuan ia juga ingin membuktikan bahwa ia pun bisa melakukan hal yang sama. Ia ditemani dengan seorang pemimpin suku yang bertubuh kekar dan besar. Sepanjang perjalanan diceritakan ia akan bertemu dengan hal-hal baru yang mengejutkan.

Aku penasaran sekali dengan ceritanya. Secara karakter, Moana jelas menarik dan tidak jauh berbeda dengan karakter Merida, Mulan, Pocahontas, dan Rapunzel. Bukan hanya karena pengisi suara salah satu tokohnya adalah Dwayne Johnson, tetapi aku yakin cerita Moana pasti akan ada banyak kejutan dan tak kalah menarik dengan cerita Disney’s Princess yang lain.

Sebagai penutup dari catatan ini aku memiliki sebuah opini. Menurutku, tidak ada salahnya anak-anak menggemari karakter-karakter tersebut dan filmnya. Keduanya memiliki pesan dan pelajaran positif yang bisa ditarik. Disney’s Princess tidak semata-mata mengajak anak-anak untuk bermimpi menjadi seorang putri cantik yang anggun dan bertemu dengan seorang Pangeran, tetapi lebih dari itu. Kisahnya yang menginspirasi bisa mengajarkan anak-anak untuk lebih berani bercita-cita, tangguh, percaya diri, rela berkorban, dan senantiasa menyebarkan kasih sayang. Selain itu, kisah Disney’s Princess selalu memberi harapan baru bahwa segala hal itu mungkin. Segala hal itu penuh keajaiban, dan jika kita yakin, apapun keinginan kita pasti terjadi.

Sekian catatan tentang Disney’s Princess kali ini. Terima kasih sudah menyempatkan membaca blog-ku. Sampai jumpa di catatan-catatan selanjutnya~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar