Menjadi seorang
putri barangkali adalah cita-cita seluruh anak perempuan di dunia. Dengan
gaun-gaun yang indah, rambut panjang, keinginan yang selalu terpenuhi, dan
dicintai. Tapi setelah beberapa hal yang kusebut tadi, sepertinya menjadi
seorang Princess bukan hanya cita-cita seorang anak perempuan. Hampir semua
perempuan ingin menjadi Princess.
Dan mungkin salah
satunya adalah aku.
Ini konyol, memang.
Aku tahu. Makanya ketika aku memahami dari segi manapun aku tidak cocok hidup
sebagai Princess, obsesiku kubantingsetirkan menjadi seorang penggemar
Princess.
Usiaku 20 tahun dan
dalam beberapa bulan yang tidak akan lama akan bertambah satu tahun lagi.
Tetapi menjadi dewasa rupanya tidak menghalangiku untuk menyukai beberapa hal
yang sebenarnya dibuat untuk anak-anak.
Di usiaku yang
sedewasa ini aku baru menyadari bahwa rupanya aku begitu tertarik dengan Disney’s
Princess. Hanya saja jika kurasakan lebih dalam lagi barangkali alasanku
tertarik akan jauh berbeda dengan alasan anak-anak menyukai Disney’s Princess.
Sebelum membahas
mengenai Disney’s Princess, aku ingin mengatakan bahwa catatan ini sebagai
wujud tidak sabarku menanti film Disney terbaru yang memunculkan tokoh Princess
yang baru! Hooray!
Jadi begini,
teman-teman. Aku memang tidak tumbuh menjadi perempuan yang sejak kecil
dicekoki mainan-mainan perempuan apalagi kisah tentang Disney’s Princess. Sama
sekali tidak begitu. Justru sebaliknya, masa kecilku lebih diisi dengan
kisah-kisah Kancil, film Tom & Jerry, Power Rangers, Saras 008, dan Winnie
the Pooh. Tidak ada unsur ‘princess’ nya sama sekali.
Tetapi ketika aku
sudah cukup remaja untuk menonton film apapun yang kusukai, entah kenapa justru
aku tertarik dengan kisah-kisah Princess ini. Ketertarikanku pertama kali
kutujukan pada film Tinkerbell khususnya sosok Silvermist—Peri air
bergaun biru dan berambut panjang berwarna biru gelap seperti perairan dalam. Dan
aku menyukai Silvermist semata-mata karena karakternya yang terlihat lebih
anggun dan tidak begitu kekanak-kanakan.
Kemudian satu per
satu film Disney mencuri minatku. Aku masih ingat betul beberapa cerita Disney’s
Princess. Mulai dari Disney’s Princess yang lebih tua seperti Cinderella (seingatku
setting tokoh ini berasal dari Jerman), Snow White, Ariel, Belle (dilihat dari
gaya berdandannya mungkin Princess ini berasal dari Prancis), Jasmine (Arabian
Princess), Aurora (Sleeping Beauty), Megara (Greece Princess), Jane, Esmeralda
(aku tidak paham dengan kisah putri Gypsi yang satu ini karena memang belum
menontonnya), dan Pocahontas (Princess Indian yang menjadi salah satu
favoritku). Beberapa yang lain adalah Mulan (Princess Tiongkok), Alice in
Wonderland (Fantasy Princess), Rapunzel, Tiana (African-American Princess),
Thumbelina, Merida (Scotland Princess), dan Anna serta Elsa dari film Frozen.
Aku rasa film-film
Disney’s Princess secara garis besar tidak hanya berkisah tentang cinta seorang
Putri dan Pangeran. Tetapi ada juga kisah mengenai kesabaran dan keyakinan. Semua
Disney’s Princess aku yakin memiliki pesan mengenai bagaimana harus memiliki
keyakinan dan kesabaran dalam memiliki sebuah harapan maupun keinginan.
Seiring
berkembangnya waktu, aku melihat bahwa Disney memunculkan tokoh-tokoh Princess
yang memiliki karakter baru di mana karakter-karakter ini semakin kuat. Jalan
cerita yang dibuat pun menurutku tidak klise dan tidak begitu melodrama. Tidak
hanya mengenai kesabaran dan keyakinan tetapi juga keteguhan hati, keberanian,
kepercayaan diri, kasih sayang, dan pengorbanan. Barangkali, menurutku,
karakter yang mulai ditonjolkan di film-film Disney’s Princess belakangan ini
adalah keberanian dan keteguhan hati.
Coba bandingkan film
Cinderella dari tahun 1970-an dengan film Rapunzel (2010). Kedua kisahnya
barangkali memiliki kisah yang sama antara seorang putri yang jatuh cinta
dengan pangeran. Tetapi kisah Rapunzel jauh berbeda dengan Cinderella. Bukan
hanya karakter pemeran utama prianya yang bukan dari kalangan bangsawan seperti
di film Cinderella, tetapi aku merasakan jalan cerita Rapunzel, meskipun tidak
semellow Cinderella, rupanya lebih menantang dan lebih menghibur.
Selain itu, seiring
berkembangnya waktu, Disney’s Princess tidak lagi digambarkan sebagai seorang
Princess yang seolah begitu rapuh, anggun berlebihan, dan terlalu ‘penurut’
dalam artian begitu mudah disakiti tokoh antagonis. Disney’s Princess yang baru
seperti Merida, Anna, dan Rapunzel lebih berani dan menyukai tantangan. Tingkah
lakunya jelas tidak seanggun Cinderella, Snow White, Aurora, Ariel, atau Belle,
tetapi justru ini yang menurutku begitu menarik. Meski beberapa Disney’s
Princess yang lebih tua semacam Pocahontas dan Mulan juga sudah menunjukkan
bahwa seorang putri tidak cukup hanya berbekal keanggunan bahkan tidak perlu
begitu rapuh.
Barangkali anak-anak
akan lebih menyukai sosok Disney’s Princess yang sangat cantik, anggun, dan
memiliki kisah romansa yang menyentuh dengan seorang Pangeran. Tetapi dalam
pandangan perempuan dewasa usia 20 tahun sepertiku, aku memiliki Princess-princess
favorit sendiri. Aku akan mengurutkannya sesuai yang paling tua:
POCAHONTAS
Aku tidak ingat kapan
film tentang Pocahontas ini dibuat, yang jelas dilihat dari grafisnya film ini
sudah terbilang cukup tua. Pocahontas merupakan putri seorang kepala suku
Indian bernama Powhattan. Di mana dalam filmnya dikisahkan bahwa ia jatuh cinta
dengan seorang tentara kulit putih bernama John Smith. John Smith dan
pasukannya berlayar ke tanah Indian untuk menaklukan tanah tersebut, tetapi ia
jatuh cinta dengan Pocahontas. Konflik yang terjadi adalah ketika kehadiran
John Smith ditentang oleh anggota-anggota suku Pocahontas, dan kisah cinta
segitiga antara John Smith-Pocahontas-dan tunangan Pocahontas sendiri. Namun di
akhir ceritanya, Pocahontas berhasil meredam konflik antara dua belah pihak
sehingga peperangan berhasil dihindari.
Alasanku menyukai
Pocahontas mungkin karena secara etnis, dia adalah Princess yang unik karena
berasal dari lingkungan yang bisa disebut masih tradisional, dibandingkan
Princess-princess yang lain. Karakternya yang terlihat kekar dan kuat juga
begitu menarik. Rambut hitam panjangnya yang indah selalu terlihat tertiup
angin dan memberi kesan bahwa ia adalah perempuan suku Indian yang tangguh.
Tetapi sebenarnya
lebih dari itu semua, aku tertarik dengan kisah Pocahontas karena rupanya kisah
ini berasal dari kisah nyata. Hanya saja kisahnya tidak semenarik dalam film.
Suku Pocahontas pada akhirnya kalah berperang dengan pasukan John Smith. Ayah
Pocahontas, Powhattan, dan tunangannya terbunuh. Sedangkan Pocahontas sendiri
dibawa ke Inggris oleh John Smith sebagai seorang tawanan dalam kondisi depresi
berat. Hidup Pocahontas tak seindah dalam film. Pada kenyataannya, ia disiksa
dan memiliki seorang anak hasil hubungan yang dipaksakan. Di ahir hidupnya, ia
meninggal karena suatu penyakit.
MULAN
Princess dari
daratan China ini kisah hidupnya lebih menantang dari Princess-princess yang
lain. Kisahnya dimulai pada masa Dinasti Han, dimana pada saat itu muncul
sebuah perintah bahwa setiap keluarga diwajibkan mengirimkan satu anggota
keluarga laki-laki untuk ikut berperang. Sayangnya di keluarga Fa, yaitu
keluarga Mulan, satu-satunya laki-laki adalah ayah Mulan yang sudah tua dan
sakit-sakitan. Demi menyelamatkan ayahnya, Mulan menyamar menjadi seorang
laki-laki dan bergabung dengan pasukan Jendral Zhang menggantikan ayahnya. Ia
turut bergabung dalam peperangan dan memiliki sebuah kisah yang cukup heroik.
Mulan membuatku
tertarik karena pengorbanan dan keberaniannya. Barangkali ia satu-satunya
Princess yang menyamar sebagai seorang laki-laki dan terjun ke medan perang
dengan mempertaruhkan nyawanya. Aku berpikir bahwa gelar Princess-nya didapat
karena keberaniannya, karena bagaimanapun juga ia tidak berasal dari golongan
bangsawan, dibandingkan dengan Princess-princess yang lain. Sebagai sosok
perempuan tomboy yang pemberani dan tangguh, karakter Mulan cukup menginspirasiku.
MERIDA
Aku melihat sosok
Merida sebagai karakter yang lebih muda dari Pocahontas dan Mulan. Bukan hanya
dilihat dari tahun produksinya (2012), tetapi jika dilihat dari sosoknya yang
digambarkan secara usia ia memang terlihat lebih muda. Apalagi rambut keriting
panjang merahnya yang khas benar-benar mencuri perhatian.
Merida merupakan
seorang putri dari Scotland tepatnya dari keluarga Danbroch. Sejak kecil ia
tertarik dengan busur dan panah, dan ketika remaja ia begitu ahli menggunakan
keduanya. Ia biasa menunggangi kudanya yang bersurai indah bernama Angus ke
dalam hutan untuk berlatih memanah. Kemampuannya dalam memanah cukup tinggi
karena selain ia bisa memanah sambil menunggang kuda, ia bisa memanah dengan
tepat. Dalam kisahnya, ia dipaksa menikah oleh ibunya, Ratu Eleanor, tetapi
Merida menolak. Ia jelas belum tertarik untuk menikah dan begitu bosan ketika
ibunya mengajarkan segala hal tentang bagaimana menjadi seorang putri yang anggun
dan lemah lembut. Sesuatu yang sangat bertentangan dengan karakternya. Pada
akhirnya, Merida berhasil meyakinkan ibunya bahwa apa yang menjadi keinginan
ibunya belum tentu apa yang menjadi keinginan Merida. Dan itu sebabnya mereka
perlu lebih memahami satu sama lain. Menurutku, kisah Merida dalam film Brave begitu
menarik dan ada beberapa adegan yang menegangkan.
Selain karena sifat
Merida yang membuatku tertarik: pemberani, berkeyakinan teguh, dan percaya
diri, aku juga tertarik ketika Merida menunggangi kudanya dan bagaimana ia
terlihat begitu mengagumkan ketika sedang memanah. Adegan favoritku dalam film
Brave ini adalah ketika Merida memanjat tebing seorang diri untuk mencapai air
terjun. Soundtrack film ini juga terdengar khas dan menarik. Barangkali memang ‘begitu’
lagu khas dari Scotland.
Itulah beberapa
karakter Disney’s Princess favoritku. Dan sepertinya akan bertambah satu lagi
dengan hadirnya Disney’s Princess yang baru dari Kepulauan Hawaii: MOANA.
Aku penasaran sekali
dengan ceritanya. Secara karakter, Moana jelas menarik dan tidak jauh berbeda
dengan karakter Merida, Mulan, Pocahontas, dan Rapunzel. Bukan hanya karena
pengisi suara salah satu tokohnya adalah Dwayne Johnson, tetapi aku yakin cerita
Moana pasti akan ada banyak kejutan dan tak kalah menarik dengan cerita Disney’s
Princess yang lain.
Sebagai penutup dari
catatan ini aku memiliki sebuah opini. Menurutku, tidak ada salahnya anak-anak
menggemari karakter-karakter tersebut dan filmnya. Keduanya memiliki pesan dan
pelajaran positif yang bisa ditarik. Disney’s Princess tidak semata-mata
mengajak anak-anak untuk bermimpi menjadi seorang putri cantik yang anggun dan
bertemu dengan seorang Pangeran, tetapi lebih dari itu. Kisahnya yang
menginspirasi bisa mengajarkan anak-anak untuk lebih berani bercita-cita,
tangguh, percaya diri, rela berkorban, dan senantiasa menyebarkan kasih sayang.
Selain itu, kisah Disney’s Princess selalu memberi harapan baru bahwa segala
hal itu mungkin. Segala hal itu penuh keajaiban, dan jika kita yakin, apapun
keinginan kita pasti terjadi.
Sekian catatan
tentang Disney’s Princess kali ini. Terima kasih sudah menyempatkan membaca
blog-ku. Sampai jumpa di catatan-catatan selanjutnya~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar