16.35 WIB
Jl. Jombang, Gang 1/8A, Malang
Sebelum kalian beranjak untuk membaca paragaraf selanjutnya kuberitahukan bahwa catatan ini hanyalah catatan kosong. Aku tidak sedang memiliki topik untuk kutuliskan di catatan ini dan hanya karena aku ingin menulis saja maka kuposting catatan kosong ini di blog. Seperti yang kalian tahu bahwa catatan ini memang tidak benar-benar kosong. Yang kumaksud kosong adalah karena aku tidak sedang ingin membahas apapun kecuali hal-hal absurd yang memang ingin kutuliskan. Imajinasi menulisku sedang bagus. Jadi, sebelum kalian menyesal membaca catatan kosong ini lebih lanjut kusarankan berhenti saja.
...
Hhh~ Sudah kubilang berhenti dan kalian masih lanjut untuk membaca paragrafku selanjutnya? Ya, sudah. Baca saja. Aku hanya ingin menulis apapun yang ingin kutulis di sini.
Aku akan mulai dari hari pertama sampai ke-4 liburan. Sejauh ini aku hanya menghabiskan sebagian besar waktuku di dalam kos. Jika kupersempit lagi ruang gerakku hanya sebatas kamar kos. Tepatnya kamar kos orang lain. Aku dan teman sekamarku yang asli dari Flores menimbun kemalasan di kamar kos Lidya yang memang letaknya strategis: di dekat router wifi. Kubilang juga apa. Aku tidak ada kegiatan lain selain mengejar jaringan wifi yang kadang muncul kadang tidak. Maklum. Tempat kosku memang padat penduduk dan berada di dalam gang yang juga terletak di dalam gang. Begitulah. Silahkan pikir sendiri.
Lia, teman sekamarku dari Flores, baru saja bertanya apakah aku makan di sini (di kos sendiri) atau di kos-nya Dhita. Aku bilang padanya, "Di sini saja." Dhita sedang di Matos (Malang Townsquare) dan dia bilang akan menjemputku ke kosnya sepulang ia dari sana. Yap, aku akan menginap di kos Dhita malam ini dan besok kami akan ke Jatim Park 1. Hip hip hooray!
Universitas tempatku belajar sedang dalam masa-masa liburan ketika universitas-universitas yang lain masih aktif kuliah bahkan sedang ujian. Aku bahkan sudah libur sejak Jumat tiga hari yang lalu. Dan rencana pertama yang terlintas di kepala Dhita adalah bahwa kami harus mengadakan liburan. Awalnya, kami akan berangkat satu kelas untuk acara makan bersama. Tapi acara itu dibatalkan dan dengan orang yang lebih sedikit kami akan bersenang-senang di taman hiburan.
Aku juga baru saja berkemas untuk liburan 3 bulan di kampung halaman. Benar. TIGA BULAN. Bukan karena jangka waktu liburannya yang berkali-kali lipat dari jangka liburanku ketika SMA, tapi satu hal yang aku syukuri adalah karena liburan kali ini--dan tahun lalu juga--bertepatan dengan hari puasa dan lebaran. Jadi, aku bisa menghabiskan waktu dengan keluargaku di kampung halaman.
Awalnya, aku akan membawa beberapa buku yang jika kutotal beratnya bisa mencapai 5 kg. Tapi aku harus menguranginya menjadi hanya 1 kg ketika ransel Yoo Si Jin yang kubawa tidak muat menampung laptop lamaku yang sudah menemaniku selama 5 tahun ini.
Bicara mengenai ransel Yoo Si Jin, aku menamainya sesuai dengan peran aktor Korea Selatan bernama Song Joong Ki yang dramanya berhasil menghipnotis jutaan penonton (khususnya perempuan) di dunia. Yoo Si Jin sebagai kapten tim Alpha kulihat sering mengenakan seragam militer berwarna kecoklatan. Ransel tentara milikku seperti itu, jadi sekalian saja kunamai ransel Yoo Si Jin.
Aku selintas kepikiran ponselku yang untuk ketiga kalinya harus mengalami kerusakan batrai. Sekarang kondisinya mengenaskan dan sedang kusimpan di dalam ransel. Untungya aku tidak terlalu parah terjangkit nomophobia. Hanya saja aku kepikiran ibuku yang tidak bisa meneleponku gara-gara ponselku rusak. Tentu saja aku akan membeli yang baru jika uang tabunganku cair bulan depan.
Ingat tentang catatanku sebelumnya yang mengatakan bahwa kita tidak nyaman jika harus meminta uang ke orang tua di usia yang sudah mencapai 20 tahun hanya karena ingin membeli ponsel baru? Itu kisah nyata. Aku sedang ingin ponsel baru dan tidak ingin merepotkan orang tuaku. Satu-satunya modal yang bisa kumiliki adalah tabunganku sendiri yang entah cair kapan.
Kurasa aku akan melanjutkan catatanku nanti. Aku akan membeli makan dulu.
17.52 WIB
Jl. Jombang, Gang 1/8A, Malang
Aku baru saja selesai makan dan sholat Magrib. Sekarang sedang menunggu Dhita dan melanjutkan tulisan random ini di dalam kamar. Tepat di depan pintu Lia sedang menonton ulang drama Descendants of the Sun.
By the way, apa aku tadi mengatakan bahwa nomophobiaku tidak terlalu parah? Barangkali memang benar. Tapi sebagai anak rantau yang ponselnya rusak sekarang aku sedang merindukan ibuku. Ibuku tidak bisa meneleponku karena ponselku rusak dan entah kenapa ia tidak berinisiatif untuk menelepon ke ponselnya Lia saja. Padahal aku sudah memberitahunya untuk menghubungiku lewat ponsel Lia. Hah, mungkin nanti aku akan meminjam ponsel Dhita atau Putri.
Rasanya aku tidak sabar untuk memulai acara besok dan pulang ke kampung halaman besok lusanya. Aku jelas akan merindukan tempat ini. Merindukan teman-temanku. Dan merindukan suasana di kos serta di kampus yang menyenangkan. Aku jelas juga akan merindukan lalapan Ibu Jombang 2 yang sambal terasinya enak BANGET (Iya. Harus pake huruf kapital), atau lalapan bapak depan kampus yang gorengannya crispy banget, atau bapak imut penjual cilok yang ciloknya terenak seumur hidupku. Hahaha ....
Tahu cilok, kan? Itu, loh, versi mini dari bakso. Cuma kalau cilok biasanya lebih banyak tepungnya. Terus dikasih bumbu kacang. Enak beneran. Serius.
Dhita baru saja mengirimiku voice note. Jadi catatan ini akan kulanjutkan lagi nanti di kos-nya.
18.48 WIB
Jl. Klampok Kasri, Malang
Sedang berada di kos-nya Dhita. This is an awkward moment ketika tepat di depan kosnya lagi ada kondangan. Hahahaha ...
Barusan ibuku telepon ke ponselnya Putri, teman sekamarnya Dhita, dan rasanya pengen cepet-cepet pulang kampung.
Oke. Laptop-ku akan dipakai Dhita untuk download acara/drama Korea. Aku akan segera melanjutkan catatan ini dan mem-posting-nya.
19.21 WIB
Jl. Klampok Kasri, Malang
Acara kondangan di depan kos makin tidak jelas saja. Saat ini soundsystem sedang memperdengarkan lagu Asereje dengan penyanyi yang terlalu overacting -__-
By the way laptop ini masih digunakan untuk menonton acara Running Man. Dhita sedang turun ke bawah sebentar untuk menemui Nando dan Putri sedang melakukan perekatan ulang di sepatunya.
Kos Dhita dan Putri sebenarnya cukup menyenangkan. Perlu kuperjelas lagi faktor apa yang menyenangkan di sini. Yaitu jaringan wifi yang wuzz wuzz cepet banget dibanding di kosku. Tidak hanya itu. Kamarnya juga cukup luas untuk dua orang dengan masing-masng mendapat meja belajar dan lemari sendiri-sendiri.
Aku penasaran akan seperti apa acara besok. Aku juga tidak sabar untuk menuliskannya di blog lagi.
Dhita baru saja mengatakan pada Putri, "Wara mendapatkan inspirasi melihatmu sedang merekat ulang sol sepatumu, Put." Setelahnya ia sibuk menghubungi Roma untuk meminjam GoPro. Acara besok benar-benar perlu diabadikan.
"Kak Tit, tongsis aman?" tanya Dhita pada Tita yang besok juga akan bergabung dengan kami.
Aku, Dhita, dan Putri baru saja mengatakan keinginan untuk membuat Vlog. Tapi apa daya kami tidak memiliki kamera yang keren atau GoPro.
Semakin lama tulisan ini semakin nggak jelas saja. Hahaha ... Ya, sudah. Aku akan akhiri tulisan ini sampai di sini saja. Sampai jumpa di catatan-catatan absurd lainnya~~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar