Minggu, 12 Juli 2020

Tulisan Baru Tanpa Arah

Halo,
Ini aku, yang telah lama menghabiskan sepanjang tahun sejak terakhir aku menulis di sini, dengan hal-hal lama dan hal-hal baru yang berkelebat ... datang dan pergi.

Sore yang cerah untuk memulai menulis lagi, dengan tubuh memunggungi matahari sore, dan tentu saja, memunggungi hal-hal yang tidak ingin kuingat lebih dari sekedar sejenak.

Baru saja kuhela napas karena menyadari bahwa rasanya memang sudah lama sekali tidak menulis. Catatan terakhirku adalah di malam tahun baru 2019. Itu artinya sudah berjalan hampir 2 tahun penuh aku tidak menulis di sini. Bagaimana? Rindu dengan tulisanku? Untuk siapapun di luar sana yang telah sudi mampir untuk membaca catatan-catatan kosong, yang sebenarnya lebih kutujukan pada diriku sendiri.

Ternyata rasanya masih begitu menyenangkan bisa mengetikkan jemariku, dengan mataku melihat ujung-ujungnya meloncat dari satu kotak huruf ke kotak huruf yang lain, dengan teligaku mendengar lagu-lagu baru demi membangkitkan suasana yang baik untuk menulis.

Tentu saja pertanyaan apa yang telah terjadi selama hampir 2 tahun kutinggalkan blog ini, adalah pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak sanggup mengingat-ingat jawabannya. Karena banyak sekali!

Kupikir-pikir, selama ini keinginan menulis itu masih selalu ada. Beberapa waktu yang lalu seorang kawan memintaku melanjutkan cerita di wattpad. Yap, cerita-cerita di wattpad-ku bahkan jauh lebih lama kuanggurkan. Maafkan kemalasan yang tidak tahu diri ini.

Oke, jadi apa yang akan kutulis di sini? Selain kenyataan bahwa suasana hati sedang tidak cukup baik. Seperti biasa the introvert thinker ini sedang berada di dalam pikirannya sendiri.

Mungkin akan kuawali dengan flashback ke sepanjang 2019. Apa yang terjadi di sepanjang 2019 kurasa telah membentukku menjadi sosok yang ... sedikit lebih baru. Sedikit lebih ter-upgrade dari the old me. Kurasa itu karena karirku sedang cukup baik. Jika menurut kalian menjadi seorang guru honorer dengan seabrek pekerjaan dan pengalaman baru sudah masuk kategori karir yang baik. Karir yang baik tidak semata-mata diukur dari seberapa besar gaji, bukan? Hehe.

Tapi serius. Bisa dikata, 2019 adalah tahun penuh pengalaman untukku. Aku belajar banyak hal baru yang membuat diriku sendiri bahkan sempat terheran-heran dengan apa yang telah kulakukan. Aku menikmati pengalaman-pengalaman menjadi seorang guru dengan berbagai pekerjaan tambahannya dan terlibat dalam beberapa kegiatan. Dimana dalam kegiatan itu aku bisa berkontribusi, bisa menyalurkan sedikit kemampuan dan pengetahuan yang kumiliki, dan hal yang paling bisa kusyukuri adalah ... aku menikmatinya. Bahkan mungkin sangat menikmatinya. Karena menurutku, jika aku tidak bisa menikmatinya, kurasa kesibukan itu tidak bisa dengan benar disebut sebuah pencapaian.

Apa yang telah membuatku terheran dengan diriku sendiri adalah, ketika aku melihat sudah sampai mana aku berjalan. Seorang diriku, yang cenderung tertutup dengan orang baru dan sangat menikmati berada di zona nyaman, telah berhasil setidaknya mengeluarkan selangkah kakiku dari ambang pintu yang selama ini membuatku nyaman berada di baliknya.

Mungkin memang tidak sehebat pencapaian orang lain yang tentu saja masih ada yang lebih di atasku. Tapi, aku berhak memuji pencapaianku sendiri bukan? Jika tidak diri sendiri yang bangga dengan apa yang diri ini miliki, lalu siapa yang bisa lebih tulus mengungkapkannya?

Salah satu hal yang bisa kusyukuri pencapaiannya adalah, ketika aku mendapat pengalaman baru sebagai penulis soal USBN 2019, bersama beberapa perwakilan lainnya dari Jawa Timur. Hal lain yang tidak kusangka aku bisa mencapainya. Padahal awalnya hanya berupa iseng-iseng berhadiah.

Beberapa hal yang kusyukuri juga masih banyak. Meski, yah, ada beberapa titik dimana aku merasa kenapa rasanya begini banget? Tahu, kan? Hal-hal yang masih bisa dikeluhkan oleh manusia: rasa lelah, kecewa, sedih, marah, apapun itu. Tapi kemudian kucoba untuk kuingat-ingat lagi bahwa tidak ada gunanya mengeluh terlalu lama.

Tahun 2020 juga kuawali dengan hal yang biasa-biasa saja, meski perjalanannya hingga setengah jalan ini tidak bisa disebut biasa juga. Kurasa dari awal tahun 2020, aku dan mungkin kita semua dihadapkan pada kejutan-kejutan baru. Kejutan yang tidak hanya membuat terkejut, tapi juga kekhawatiran baru. Kurasa, kondisi dunia ini sedang tidak baik-baik saja, Kawan.

Rasanya seperti sedang ditampar oleh Tuhan, bahwa apa yang telah kita lakukan selama ini adalah hal-hal yang sepatutnya kita tilik kembali. Sudah pantas kah? Sudah bijak kah? Sudah baik kah? Dan kurasa, kita telah diingatkan beberapa kali dengan cara yang lebih halus, tetapi kita cukup arogan untuk sekedar sadar dengan cara seperti itu. Untuk itu Tuhan menampar kita pada kenyataan baru, kenyataan bahwa kita dipaksa untuk berubah lebih baik lagi.

Bencana alam, wabah, tingkat kriminalitas, rasa sakit, kekhawatiran, kekecewaan, kesedihan, kehilangan, dan segala hal yang sedang ditamparkan Tuhan ke muka kita berkali-kali kurasa bukan hanya sekedar pengingat. Tapi, barangkali Ia memang sedang marah.

Tuhan, jika kau membaca tulisanku yang sedang kacau ke mana arahnya ini, kurasa Kau pasti tahu apa yang sedang aku dan kami semua harapkan. Bantu kami untuk berbenah, untuk bangkit lagi setelah Kau hadapkan pada kenyataan yang menyulitkan kami. Beri kami, orang-orang kecil ini kekuatan dan kesabaran.

Dan untuk kalian yang sedang membaca ini, ujung tulisan yang arahnya berubah arah ini, kuharap kalian selalu berbahagia ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar