Aku sedang membaca
sebuah novel ketika tiba-tiba pikiranku beranjak ke seseorang yang sangat aku
kenal. Setelah menghabiskan waktu beberapa menit memikirkan orang tersebut aku
memutuskan untuk merinci apa saja yang akan aku tuliskan tentangnya di sini. Bukan
hanya semata-mata aku ingin menulis, tetapi aku merasa orang ini ingin
dimengerti oleh orang lain secara keseluruhan. Baik dari pola pikirnya dan
perbuatannya.
Oleh sebab itu
sekarang aku sedang berada di kamarku, seperti biasa ditemani dengan beberapa playlist lagu dan suasana yang mendukung
untuk mulai menulis. Cuaca sedang begitu dingin dan aroma basah mengantarkan
sisa-sisa hujan sejak tadi pagi. Adik laki-lakiku sedang berada di sampingku
sekarang. Sama bosannya denganku, hanya saja ia praktis tidak tahu akan
melakukan apa selain mendengarkan musik dari ponsel barunya dan memainkan
pistol-pistolan milik adik sepupuku dengan kedua tangannya.
Aku sudah mencatat
apa-apa saja yang ingin kutuliskan tentang seseorang ini dalam ingatanku secara
acak. Jadi, untuk mempersingkat tulisan aku akan memulai dari perkenalan.
Aku sudah mengenal
orang ini begitu baik. Sebaik aku mengenal diriku sendiri. Barangkali karena
aku telah mengenalnya selama hampir seumur hidupku. Dan seperti yang telah
kujelaskan tadi, ada banyak hal yang sebenarnya ingin disampaikan olehnya namun
tak ada sesuatu yang menghalangi keinginannya itu. Kini, aku yang akan
memberikan kesempatan ini untuknya.
Dia ingin
dimengerti. Atau mungkin sebenarnya banyak orang yang sudah mengerti
tentangnya. Namun karena ia tipikal orang yang kerap kali memikirkan hal-hal
yang remeh, ia selalu menebak-nebak bagaimana cara orang lain mengerti dirinya.
Misalnya, seperti apa dirinya di mata orang lain? Seperti apa orang lain
memandang caranya berpikir dan bertindak?
Jika aku
memosisikan diriku sebagai orang lain itu, aku akan melihatnya sebagai sosok
yang misterius sekaligus bersahaja dan memiliki sebuah karisma. Aku tahu betul
bagaimana orang lain terkadang bisa begitu mengambil jarak dengannya hanya
karena rasa sungkan. Padahal dia tak melakukan sesuatu yang memunculkan rasa
sungkan pada orang lain. Meski orang lain melihatnya sebagai orang yang ceria,
bersemangat, dan hangat karena ia mudah sekali mengumbar senyum, tawa, dan
berupaya untuk menjadi ramah, terkadang ia juga menjadi sosok yang penuh
misteri dilihat dari bagaimana ketika ia diam untuk berpikir dan menilai
sesuatu. Di sisi lain, ia bisa menjadi seseorang yang tegas dan keras kepala
jika memiliki suatu pendapat ataupun keinginan. Bagiku, ini seperti semacam paradoks.
Mungkin hal-hal semacam inilah yang membuat orang lain seolah kesulitan untuk
menebak isi hatinya yang, menurutku, memang terkadang mudah berubah.
Aku paham bagaimana
sulitnya memahami seseorang seperti dia. Dan ternyata ia juga mempertimbangkan
kesulitan tersebut. Sejauh yang kutahu, ia menikmati kemisteriusan dan karisma
yang terpancar dari dalam dirinya. Oleh karena itu terkadang ia tak ambil
pusing ketika berinteraksi dengan orang lain, meski terkadang ia juga—seperti yang
kusebutkan baru saja—mencemaskan hal-hal remeh seperti bagaimana orang lain
memandang dirinya. Ia mencemaskan jika orang lain ternyata memandangnya sebagai
sosok yang tidak menyenangkan karena sikap misteriusnya yang memberikan kesan
berjarak dan keinginannya untuk ‘dilihat’ orang lain secara detil.
Untuk dekat
dengannya memang susah. Maksudku, dekat dalam artian sebagai orang yang
dipercaya. Dimana dia bisa berbagi suka duka maupun pengalaman apapun kepada
orang tersebut. Ia tak membuka hati semudah itu karena ia terbiasa berhati-hati
dan menimbang-nimbang segalanya. Apakah orang ini layak dipercaya? Apakah ia
nyaman jika bersama orang tersebut? Ia menimbang-nimbangnya. Lagi-lagi ini merupakan
paradoks mengingat ia begitu ingin ‘dilihat’ orang lain secara detil.
Berbicara mengenai ‘dilihat
orang lain secara detil’, maksudku adalah ia memiliki keinginan untuk dikenal
oleh banyak orang. Bukan lagi seputar bagaimana pola pikirnya. Tapi tentang
siapa dirinya dan apa yang telah ia capai. Kurasa karena ia memiliki visi yang
begitu jelas dan panjang sekaligus seseorang yang memiliki cita-cita yang
tinggi. Kerap kurasakan ia selalu ingin menonjolkan sesuatu dari dalam dirinya.
Aku merasa hal itu memang tidak baik. Dan rupanya ia memahami itu karena
setelah ia melakukan sesuatu yang bermaksud untuk menonjolkan sesuatu dari
dalam dirinya tersebut—meski tak dilakukannya secara terang-terangan--ia kerap
memikirkan pandangan orang lain terhadap apa yang telah ia lakukan tersebut.
Apakah orang lain telah secara jelas menangkap maksudnya untuk ‘pamer’? Ataukah
sebaliknya, orang lain merasa memakluminya karena melihat apa yang telah ia
lakukan adalah hal yang wajar dan tidak terlalu terus terang.
Selain itu, dia
adalah orang yang paham apa yang ingin dia lakukan dan apa yang tidak.
Sepanjang yang kutahu, ketika ia memiliki sesuatu untuk dilakukan dan sepanjang
ia merasa hal tersebut pantas dilakukan, ia akan melakukannya dengan segera dan
tanpa beban. Tetapi ketika ia tidak ingin melakukan sesuatu dan merasa bahwa
tidak perlu melakukannya ia jelas tidak akan bergerak. Ia sangat tegas dalam
hal tidak melanggar aturan dan paham betul apa yang ingin dia lakukan dan apa
yang tidak. Kurasa ini berhubungan dengan sifat keras kepalanya dan sedikit
egois. Tetapi memiliki tekad adalah poin plus miliknya.
Meski terkadang ia
memiliki keragu-raguan yang besar akan masa depannya sendiri, tapi ia selalu
percaya bahwa apapun yang dia cita-citakan akan tercapai. Ia memiliki keyakinan
yang kuat bahwa impiannya akan tercapai entah bagaimana cara Tuhan membuat pola
nasibnya di masa depan. Ia percaya bahwa apa yang ditakdirkan Tuhan untuknya
adalah takdir yang indah dan yang paling ia butuhkan.
Dalam menghadapi
masalah, ia cenderung kalut di awal. Tetapi kemudian dia akan menenangkan
dirinya dan memilah-milah jalan keluar sekaligus memikirkan dampak ke depannya.
Untuk selanjutnya, ia akan mengambil sebuah keputusan yang tegas. Bukan hanya
karena ia tipikal seseorang yang tidak menyukai konflik maupun masalah apapun,
tetapi karena ia tak menyukai ketidakjelasan. Baginya, segala sesuatu harus
direncanakan dengan matang ditata baik-baik. Begitu pula dengan jalan keluar
suatu masalah. Selain harus dipikirkan matang-matang juga harus secara tegas
diambil untuk mencegah masalah tersebut berlarut-larut.
Menurutku, yang
paling menarik darinya adalah kepekaan hatinya dan ketulusan hatinya ketika
menyayangi seseorang. Ia mudah sekali tersentuh dan mudah berempati. Kurasa
sifat tersebutlah yang membuatnya terkadang merasa lemah. Karena ia cenderung
tidak menyukai konflik, ia biasanya membuat sebuah keadaan dimana dia ingin
selalu merangkul banyak orang dan menjadi sosok yang menenangkan. Ia tipikal
orang yang akan kalian temui berada di sudut jalan termenung memandangi seorang
pedagang kaki lima tua renta dengan perasaan iba menggelayuti hatinya. Mungkin,
ia tak akan turun langsung membantu pedagang tersebut. Tetapi baginya melakukan
kebaikan secara diam-diam tanpa diketahui orang lain adalah hal yang paling
ingin dilakukannya. Itu sebabnya meski ia merasa begitu kasihan dengan pedagang
tersebut ia tak akan tergerak langsung untuk menolongnya. Ia tidak ingin orang
lain melihat aksinya karena itu akan mengganggunya. Sekalipun ia pernah
melakukan aksi kemanusiaan di pinggir jalan di mana ada banyak orang, ia
melakukannya dengan cepat-cepat. Seperti ketika ia pernah memberikan makanan
kepada dua orang pengemis. Ia meletakkan makanannya begitu saja sambil
mengatakan, “Ini untuk bapak,” kemudian buru-buru pergi dengan kepala
tertunduk. Ia tak ingin orang lain melihatnya.
Selain kepekaan
hati terhadap orang lain, ia juga termasuk orang yang begitu tulus menyayangi.
Aku pernah melihatnya begitu menyayangi seseorang. Ia menerima semua kekurangan
orang tersebut, dan meski aku melihatnya sendiri ia beberapa kali ia
dikecewakan, ia masih tetap menyayangi orang tersebut. Dan ketika hubungannya
dengan orang tersebut tak bisa dijalankan lebih jauh lagi, aku dengan jelas
melihat betapa ia tersiksa. Ia adalah sosok yang menyayangi seseorang dengan
begitu tulus dan dalam. Kurasa karena kedalam rasa sayangnya itulah yang
membuatnya terluka begitu parah.
Aku memahami
bagaimana ia bisa begiu menyayangi seseorang. Sebenarnya, seperti yang pernah
kukatakan, ia tidak pernah membuka pintu hatinya begitu saja untuk orang lain.
Karena ia perlu melakukan beberapa seleksi kriteria untuk orang tersebut mendapat
tempat di hatinya. Dan karena ketika ia memberikan tempat tersebut pada
seseorang yang terpilih, akan susah baginya untuk mengganti orang tersebut
dengan orang lain di tempat yang sama. Aku menyebutnya sebagai sosok yang tidak
mudah jatuh cinta karena sekali ia jatuh cinta maka tidak akan mudah pula
baginya untuk melepaskan.
Aku berharap ia tak
akan lagi salah menempatkan seseorang di hatinya. Aku tidak bisa berpikir akan
sesakit apa lagikah dia ketika ia salah dalam menempatkan seseorang. Kali ini
semoga ia bisa menemukan seseorang yang pantas, yang layak untuk segala
ketulusan dan kasih sayangnya. Untuknya, aku meyakini satu hal bahwa ia akan
bertemu dengan seseorang yang akan membuat hidupnya jauh lebih bahagia.
Ini adalah paragraf
terakhirku di catatan ini. Rasanya lega bisa menulisan sesuatu yang tak pernah
sempat ia tuliskan. Aku merasa menjadi seseorang yang mewakilinya. Semoga ia
senantiasa bahagia dan menjadi seseorang yang lebih baik. Dan semoga apapun
yang ia cita-citakan bisa tercapai. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar