Senin, 29 Agustus 2016

Seorang Introvert dan Perbedaan di Luar Sana Bagian 2


Sudah berlalu dua minggu sejak terakhir aku menulis catatan di sini. Setelah aku melihat lagi beberapa catatanku, ternyata aku sudah membuat catatan yang cukup banyak sejak aku membuat blog ini hampir setengah tahun yang lalu. Bagiku ini adalah sebuah pencapaian besar ketika aku bisa konsisten menulis, kemudian mengunggahnya di internet, dimana kesempatan agar catatanku dibaca banyak orang lebih memotivasiku untuk terus membuat catatan.

Awalnya, aku cenderung tertarik untuk menulis kisah-kisah fiksi dimana hampir 90%-nya adalah fiksi bergenre romansa. Kisah-kisah itu kemudian kuunggah dalam akun wattpad-ku. Namun hingga saat ini catatan-catatan itu tak memiliki kemajuan. Rupanya suasana hati yang mudah bosan belum sepenuhnya hilang dari dalam diriku. Itu sebabnya aku berpikir bahwa menulis catatan-catatan random dengan topik yang berubah-ubah dan sesuai suasana hati semacam ini barangkali lebih cocok untuk kutekuni.

Tapi tidak menutup kemungkinan bahwa aku akan menyelesaikan semua kisah-kisah fiksi yang masih berupa draft yang terabaikan. Aku merasa memiliki tanggung jawab untuk menuntaskannya. Jadi, untuk kalian yang sempat membaca kisah-kisah fiksi karangan Warapam di Wattpad barangkali bisa sedikit memaklumiku. Hahaha…

Oke. Kali ini, sesuai judulnya, aku ingin membahas tentang pengalamanku tinggal dengan seorang teman yang memiliki banyak perbedaan denganku, khususnya dari segi etnis dan religi.

Aku pernah menyebutkan di catatanku yang lama tentang perbedaan di luar sana dimana aku cukup tertarik dengan budaya-budaya di luar sana yang berbeda dengan budayaku sendiri. Kali ini, di saat aku memasuki hari-hari menjadi seorang mahasiswa, rupanya kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang multietnis terbuka begitu saja.

Secara garis besar catatan ini akan berisi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan temanku yang berbeda etnis denganku. Bukan bermaksud untuk rasis, tapi justru sebaliknya, hal ini membuatku senang. Karena aku menemukan hal-hal baru dan aku merasa bahwa aku tinggal di sebuah dunia yang besar, dengan ragam penduduk dan etnis yang besar dan unik pula, dan aku terdorong untuk mengetahuinya satu demi satu.

Tapi mungkin aku akan menggunakan nama samaran di dalam catatan ini karena aku secara resmi tidak meminta izin darinya untuk menuliskan beberapa hal tentangnya di sini. Lagipula … mungkin ia tidak akan setuju karena sebenarnya ia orang yang agak tertutup. Meski sebenarnya ketika aku sudah mengenalnya dengan begitu baik ia tidak benar-benar setertutup ‘itu’.

Jadi, temanku ini bernama (sebut saja) April. Dia berasal dari sebuah daerah di Manggarai Timur, Flores. Awal aku mengenalnya aku sudah begitu excited karena … siapa pula yang tidak excited bertemu dengan teman baru dari daerah yang berbeda? Selain itu, aku seperti biasa selalu dipenuhi rasa ingin tahu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan budayanya serta kehidupan masyarakat tempatnya tinggal. Sebenarnya, bukan cuma aku saja yang ingin tahu tentang hal tersebut. Beberapa temanku juga merasa ingin tahu, dan April akan dengan senang hati menjelaskan.

Satu hal yang aku kagumi dari dia adalah meski dia berasal dari daerah yang secara kultur berbeda dengan aku dan teman-temanku, serta memiliki jarak tempuh yang cukup jauh, dia begitu bangga dengan daerah dan budayanya. Kami, bisa dibilang hampir tiap malam, berbicara mengenai beberapa hal mengenai daerahnya. Dan ia dengan dipenuhi semangat akan dengan senang hati mengisahkan beberapa hal mengenai daerah tempat tinggalnya. Sesekali kami akan tertawa bersama ketika saling berbincang.

Secara fisik, April memang berbeda denganku. Tentu saja karena secara etnis kami berbeda. Dan baik aku maupun dia cukup nyaman dengan perbedaan ini.

Secara kultur kami juga memiliki perbedaan dan kisahnya sendiri-sendiri. Banyak hal yang aku tahu mengenai lingkungan tempatnya berasal dari kisahnya sendiri. Bagaimana karakter orang-orang di kampungnya, bagaimana hidup masyarakat di sana, bagaimana mata pencahariannya, dan keunikan-keunikan lain yang belum pernah kubayangkan.

Semakin ia sering bercerita mengenai kampungnya, mengenai keluarga, dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, semakin aku ingin mengunjungi daerah tempatnya tinggal. Semakin ia bercerita banyak hal denganku mengenai tradisi, kehidupan sosial, dan budaya daerahnya membuatku semakin ingin tahu.

April menunjukkan karakter masyarakat dari daerahnya dengan cara yang unik dan menyenangkan. Seperti yang kita ketahui bahwa karakter orang-orang dari Indonesia bagian timur mayoritas adalah orang yang tegas. Hal ini terlihat tentang bagaimana guru-guru dan orang tua di daerah tempat tinggal April juga memiliki karakter tegas.

Di sisi lain, April juga menunjukkan bagaimana kehidupan bermasyarakat di kampungnya terasa begitu menarik ketika ia bercerita bagaimana ketika ia pulang kampung setelah satu tahun menghabiskan waktunya sebagai mahasiswa di Jawa. April bercerita bahwa untuk sampai ke kampungnya ia harus menaiki minibus selama sekitar 8 jam dari bandara di Labuan Bajo. Itupun minibusnya hanya bisa mengantarnya sampai ke gerbang kampung. Untuk sampai ke tempat tinggalnya ia masih harus berjalan kaki beberapa menit. Satu hal yang sangat unik adalah ketika ia bercerita bahwa ketika ia pulang, tetangga-tetangganya satu kampung akan menjemputnya dan membawakan beberapa tas dan kopernya. Rasa kekeluargaan dan kehangatan bisa begitu jelas kubayangkan.

Dari kisah-kisah April aku selalu membayangkan bahwa lingkungan tempatnya tinggal pasti menyenangkan. Dengan orang-orang di sekitarnya yang masih memegang teguh kekeluargaan, orang-orang yang ramah, dan masih saling membantu sama lain.

Tinggal dengan April selama satu tahun di atap yang sama, tidur di tempat yang sama, serta berbagi banyak hal membuatku cukup nyaman. Selain perbedaan etnis, kami juga berbeda secara religi. Aku seorang muslim, dan ia Katolik. Sebagai sama-sama anak rantau yang jauh dari rumah masing-masing, kami cukup sering saling mengingatkan untuk melakukan ibadah. Kami juga cukup menghormati satu sama lain. Dan tiap malam ketika akan beranjak tidur, ketika aku sedang melakukan sembahyang Sholat Isya’ menghadap ke barat, ia melakukan sembahyang tepat di sampingku menghadap ke timur. Ia juga cukup sering bertanya, “Kamu nggak sholat?” dan pertanyaan itu secara tidak langsung telah mengingatkanku untuk tidak lupa melakukan ibadah.

Barangkali kesamaan di antara kami adalah rasa ingin tahu antara satu sama lain. Kami cukup sering membicarakan banyak hal terkait budaya, tradisi, dan mungkin agama antara satu sama lain. Dan sejauh yang kami tahu kami cukup menikmatinya. Bukan untuk mencari mana yang lebih baik, tapi untuk merasakan bahwa perbedaan di dunia ini banyak dan perbedaan itu rupanya membuat kami saling menghargai satu sama lain. Begitulah pertemanan kami berlangsung hingga saat ini.

Karena kami sama-sama mengambil jurusan sejarah di kelas yang sama, kami tentunya belajar banyak hal di lingkup sejarah. Aku merasa bahwa belajar sejarah benar-benar membuat kita bisa melihat banyak aspek dari dimensi waktu dan tempat yang berbeda-beda. Belajar sejarah membuat perbedaan kami seolah-olah terdobrak. Sebagai seorang beretnis Jawa yang belajar sejarah, aku melihat banyak sekali budaya-budaya dan etnis-etnis yang menarik untuk dipelajari. Aku tertarik untuk mempelajari segala budaya yang ada di Indonesia dan dunia. Sebagai seorang Muslim yang belajar sejarah, aku juga paham bagaimana perkembangan agama-agama lain baik di Indonesia dan dunia, entah itu kepercayaan animisme-dinamisme dan agama-agama lain.

Barangkali rasa ingin tahu April mengenai perbedaan di dunia ini bisa sama besarnya denganku. Ketika aku banyak mendapat informasi darinya, ia tak kalah ingin tahu juga. Aku dan temanku pernah membantunya belajar Bahasa Jawa dan ia cukup antusias. Dan beberapa kali ia banyak bertanya tentang tradisi, budaya, dan agamaku. Sama dengannya yang selalu antusias untuk menjelaskan, akupun juga selalu antusias. Kami sama-sama antusias untuk mendapat informasi-informasi baru.

Satu hal yang membuatku cukup tersentuh adalah ketika ia mengambil Sejarah Islam sebagai mata kuliah pilihannya semester ini. Aku yakin ia tidak sedang melakukan perbandingan dengan agamanya sendiri. Semata-mata adalah karena rasa ingin tahunya dan itu ditunjukkan bagaimana ia dengan gigih memahami mata kuliah ini.

Berteman dengan April tidak hanya membuatku lebih menghargai perbedaan. Tetapi juga membuatku terdorong untuk memahami lebih banyak lagi perbedaan. Mendapat informasi-informasi yang baru. Mengeksplor banyak daerah untuk bertemu orang-orang baru, memahami tradisi dan budaya baru, serta belajar bahasa baru. Aku tidak melihat bagaimana perbedaan kami kelak akan menjauhkan kami. Aku justru melihat bahwa perbedaan kami tidak akan menimbulkan masalah apapun karena kami cukup menghargai satu sama lain. Dan menghargai satu sama lain adalah kunci utama untuk tinggal di dunia yang penuh aneka ragam hal dari berbagai aspek. Karena bagaimanapun juga aku sadar bahwa aku tinggal di dunia yang begitu besar dimana aku hanyalah setitik noktah yang tidak sengaja berada di dalamnya.

Sabtu, 13 Agustus 2016

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Disney's Princess?



Menjadi seorang putri barangkali adalah cita-cita seluruh anak perempuan di dunia. Dengan gaun-gaun yang indah, rambut panjang, keinginan yang selalu terpenuhi, dan dicintai. Tapi setelah beberapa hal yang kusebut tadi, sepertinya menjadi seorang Princess bukan hanya cita-cita seorang anak perempuan. Hampir semua perempuan ingin menjadi Princess.

Dan mungkin salah satunya adalah aku.

Ini konyol, memang. Aku tahu. Makanya ketika aku memahami dari segi manapun aku tidak cocok hidup sebagai Princess, obsesiku kubantingsetirkan menjadi seorang penggemar Princess.

Usiaku 20 tahun dan dalam beberapa bulan yang tidak akan lama akan bertambah satu tahun lagi. Tetapi menjadi dewasa rupanya tidak menghalangiku untuk menyukai beberapa hal yang sebenarnya dibuat untuk anak-anak.

Di usiaku yang sedewasa ini aku baru menyadari bahwa rupanya aku begitu tertarik dengan Disney’s Princess. Hanya saja jika kurasakan lebih dalam lagi barangkali alasanku tertarik akan jauh berbeda dengan alasan anak-anak menyukai Disney’s Princess.

Sebelum membahas mengenai Disney’s Princess, aku ingin mengatakan bahwa catatan ini sebagai wujud tidak sabarku menanti film Disney terbaru yang memunculkan tokoh Princess yang baru! Hooray!

Jadi begini, teman-teman. Aku memang tidak tumbuh menjadi perempuan yang sejak kecil dicekoki mainan-mainan perempuan apalagi kisah tentang Disney’s Princess. Sama sekali tidak begitu. Justru sebaliknya, masa kecilku lebih diisi dengan kisah-kisah Kancil, film Tom & Jerry, Power Rangers, Saras 008, dan Winnie the Pooh. Tidak ada unsur ‘princess’ nya sama sekali.

Tetapi ketika aku sudah cukup remaja untuk menonton film apapun yang kusukai, entah kenapa justru aku tertarik dengan kisah-kisah Princess ini. Ketertarikanku pertama kali kutujukan pada film Tinkerbell khususnya sosok SilvermistPeri air bergaun biru dan berambut panjang berwarna biru gelap seperti perairan dalam. Dan aku menyukai Silvermist semata-mata karena karakternya yang terlihat lebih anggun dan tidak begitu kekanak-kanakan.

Kemudian satu per satu film Disney mencuri minatku. Aku masih ingat betul beberapa cerita Disney’s Princess. Mulai dari Disney’s Princess yang lebih tua seperti Cinderella (seingatku setting tokoh ini berasal dari Jerman), Snow White, Ariel, Belle (dilihat dari gaya berdandannya mungkin Princess ini berasal dari Prancis), Jasmine (Arabian Princess), Aurora (Sleeping Beauty), Megara (Greece Princess), Jane, Esmeralda (aku tidak paham dengan kisah putri Gypsi yang satu ini karena memang belum menontonnya), dan Pocahontas (Princess Indian yang menjadi salah satu favoritku). Beberapa yang lain adalah Mulan (Princess Tiongkok), Alice in Wonderland (Fantasy Princess), Rapunzel, Tiana (African-American Princess), Thumbelina, Merida (Scotland Princess), dan Anna serta Elsa dari film Frozen.



Aku rasa film-film Disney’s Princess secara garis besar tidak hanya berkisah tentang cinta seorang Putri dan Pangeran. Tetapi ada juga kisah mengenai kesabaran dan keyakinan. Semua Disney’s Princess aku yakin memiliki pesan mengenai bagaimana harus memiliki keyakinan dan kesabaran dalam memiliki sebuah harapan maupun keinginan.

Seiring berkembangnya waktu, aku melihat bahwa Disney memunculkan tokoh-tokoh Princess yang memiliki karakter baru di mana karakter-karakter ini semakin kuat. Jalan cerita yang dibuat pun menurutku tidak klise dan tidak begitu melodrama. Tidak hanya mengenai kesabaran dan keyakinan tetapi juga keteguhan hati, keberanian, kepercayaan diri, kasih sayang, dan pengorbanan. Barangkali, menurutku, karakter yang mulai ditonjolkan di film-film Disney’s Princess belakangan ini adalah keberanian dan keteguhan hati.

Coba bandingkan film Cinderella dari tahun 1970-an dengan film Rapunzel (2010). Kedua kisahnya barangkali memiliki kisah yang sama antara seorang putri yang jatuh cinta dengan pangeran. Tetapi kisah Rapunzel jauh berbeda dengan Cinderella. Bukan hanya karakter pemeran utama prianya yang bukan dari kalangan bangsawan seperti di film Cinderella, tetapi aku merasakan jalan cerita Rapunzel, meskipun tidak semellow Cinderella, rupanya lebih menantang dan lebih menghibur.

Selain itu, seiring berkembangnya waktu, Disney’s Princess tidak lagi digambarkan sebagai seorang Princess yang seolah begitu rapuh, anggun berlebihan, dan terlalu ‘penurut’ dalam artian begitu mudah disakiti tokoh antagonis. Disney’s Princess yang baru seperti Merida, Anna, dan Rapunzel lebih berani dan menyukai tantangan. Tingkah lakunya jelas tidak seanggun Cinderella, Snow White, Aurora, Ariel, atau Belle, tetapi justru ini yang menurutku begitu menarik. Meski beberapa Disney’s Princess yang lebih tua semacam Pocahontas dan Mulan juga sudah menunjukkan bahwa seorang putri tidak cukup hanya berbekal keanggunan bahkan tidak perlu begitu rapuh.

Barangkali anak-anak akan lebih menyukai sosok Disney’s Princess yang sangat cantik, anggun, dan memiliki kisah romansa yang menyentuh dengan seorang Pangeran. Tetapi dalam pandangan perempuan dewasa usia 20 tahun sepertiku, aku memiliki Princess-princess favorit sendiri. Aku akan mengurutkannya sesuai yang paling tua:

POCAHONTAS

Aku tidak ingat kapan film tentang Pocahontas ini dibuat, yang jelas dilihat dari grafisnya film ini sudah terbilang cukup tua. Pocahontas merupakan putri seorang kepala suku Indian bernama Powhattan. Di mana dalam filmnya dikisahkan bahwa ia jatuh cinta dengan seorang tentara kulit putih bernama John Smith. John Smith dan pasukannya berlayar ke tanah Indian untuk menaklukan tanah tersebut, tetapi ia jatuh cinta dengan Pocahontas. Konflik yang terjadi adalah ketika kehadiran John Smith ditentang oleh anggota-anggota suku Pocahontas, dan kisah cinta segitiga antara John Smith-Pocahontas-dan tunangan Pocahontas sendiri. Namun di akhir ceritanya, Pocahontas berhasil meredam konflik antara dua belah pihak sehingga peperangan berhasil dihindari.

Alasanku menyukai Pocahontas mungkin karena secara etnis, dia adalah Princess yang unik karena berasal dari lingkungan yang bisa disebut masih tradisional, dibandingkan Princess-princess yang lain. Karakternya yang terlihat kekar dan kuat juga begitu menarik. Rambut hitam panjangnya yang indah selalu terlihat tertiup angin dan memberi kesan bahwa ia adalah perempuan suku Indian yang tangguh.

Tetapi sebenarnya lebih dari itu semua, aku tertarik dengan kisah Pocahontas karena rupanya kisah ini berasal dari kisah nyata. Hanya saja kisahnya tidak semenarik dalam film. Suku Pocahontas pada akhirnya kalah berperang dengan pasukan John Smith. Ayah Pocahontas, Powhattan, dan tunangannya terbunuh. Sedangkan Pocahontas sendiri dibawa ke Inggris oleh John Smith sebagai seorang tawanan dalam kondisi depresi berat. Hidup Pocahontas tak seindah dalam film. Pada kenyataannya, ia disiksa dan memiliki seorang anak hasil hubungan yang dipaksakan. Di ahir hidupnya, ia meninggal karena suatu penyakit.

MULAN

Princess dari daratan China ini kisah hidupnya lebih menantang dari Princess-princess yang lain. Kisahnya dimulai pada masa Dinasti Han, dimana pada saat itu muncul sebuah perintah bahwa setiap keluarga diwajibkan mengirimkan satu anggota keluarga laki-laki untuk ikut berperang. Sayangnya di keluarga Fa, yaitu keluarga Mulan, satu-satunya laki-laki adalah ayah Mulan yang sudah tua dan sakit-sakitan. Demi menyelamatkan ayahnya, Mulan menyamar menjadi seorang laki-laki dan bergabung dengan pasukan Jendral Zhang menggantikan ayahnya. Ia turut bergabung dalam peperangan dan memiliki sebuah kisah yang cukup heroik.

Mulan membuatku tertarik karena pengorbanan dan keberaniannya. Barangkali ia satu-satunya Princess yang menyamar sebagai seorang laki-laki dan terjun ke medan perang dengan mempertaruhkan nyawanya. Aku berpikir bahwa gelar Princess-nya didapat karena keberaniannya, karena bagaimanapun juga ia tidak berasal dari golongan bangsawan, dibandingkan dengan Princess-princess yang lain. Sebagai sosok perempuan tomboy yang pemberani dan tangguh, karakter Mulan cukup menginspirasiku.

MERIDA

Aku melihat sosok Merida sebagai karakter yang lebih muda dari Pocahontas dan Mulan. Bukan hanya dilihat dari tahun produksinya (2012), tetapi jika dilihat dari sosoknya yang digambarkan secara usia ia memang terlihat lebih muda. Apalagi rambut keriting panjang merahnya yang khas benar-benar mencuri perhatian.

Merida merupakan seorang putri dari Scotland tepatnya dari keluarga Danbroch. Sejak kecil ia tertarik dengan busur dan panah, dan ketika remaja ia begitu ahli menggunakan keduanya. Ia biasa menunggangi kudanya yang bersurai indah bernama Angus ke dalam hutan untuk berlatih memanah. Kemampuannya dalam memanah cukup tinggi karena selain ia bisa memanah sambil menunggang kuda, ia bisa memanah dengan tepat. Dalam kisahnya, ia dipaksa menikah oleh ibunya, Ratu Eleanor, tetapi Merida menolak. Ia jelas belum tertarik untuk menikah dan begitu bosan ketika ibunya mengajarkan segala hal tentang bagaimana menjadi seorang putri yang anggun dan lemah lembut. Sesuatu yang sangat bertentangan dengan karakternya. Pada akhirnya, Merida berhasil meyakinkan ibunya bahwa apa yang menjadi keinginan ibunya belum tentu apa yang menjadi keinginan Merida. Dan itu sebabnya mereka perlu lebih memahami satu sama lain. Menurutku, kisah Merida dalam film Brave begitu menarik dan ada beberapa adegan yang menegangkan.

Selain karena sifat Merida yang membuatku tertarik: pemberani, berkeyakinan teguh, dan percaya diri, aku juga tertarik ketika Merida menunggangi kudanya dan bagaimana ia terlihat begitu mengagumkan ketika sedang memanah. Adegan favoritku dalam film Brave ini adalah ketika Merida memanjat tebing seorang diri untuk mencapai air terjun. Soundtrack film ini juga terdengar khas dan menarik. Barangkali memang ‘begitu’ lagu khas dari Scotland.

Itulah beberapa karakter Disney’s Princess favoritku. Dan sepertinya akan bertambah satu lagi dengan hadirnya Disney’s Princess yang baru dari Kepulauan Hawaii: MOANA.


Film yang memiliki tajuk yang sama dengan pemeran utamanya ini baru akan tayang pada bulan September tahun ini (Seingatku begitu). Kisahnya adalah tentang seorang perempuan Hawaii bernama Moana yang ingin berlayar mengarungi samudra. Baginya, mengapa hanya laki-laki saja yang diperbolehkan dan berani mengarungi samudra dengan perahu? Sebagai seorang perempuan ia juga ingin membuktikan bahwa ia pun bisa melakukan hal yang sama. Ia ditemani dengan seorang pemimpin suku yang bertubuh kekar dan besar. Sepanjang perjalanan diceritakan ia akan bertemu dengan hal-hal baru yang mengejutkan.

Aku penasaran sekali dengan ceritanya. Secara karakter, Moana jelas menarik dan tidak jauh berbeda dengan karakter Merida, Mulan, Pocahontas, dan Rapunzel. Bukan hanya karena pengisi suara salah satu tokohnya adalah Dwayne Johnson, tetapi aku yakin cerita Moana pasti akan ada banyak kejutan dan tak kalah menarik dengan cerita Disney’s Princess yang lain.

Sebagai penutup dari catatan ini aku memiliki sebuah opini. Menurutku, tidak ada salahnya anak-anak menggemari karakter-karakter tersebut dan filmnya. Keduanya memiliki pesan dan pelajaran positif yang bisa ditarik. Disney’s Princess tidak semata-mata mengajak anak-anak untuk bermimpi menjadi seorang putri cantik yang anggun dan bertemu dengan seorang Pangeran, tetapi lebih dari itu. Kisahnya yang menginspirasi bisa mengajarkan anak-anak untuk lebih berani bercita-cita, tangguh, percaya diri, rela berkorban, dan senantiasa menyebarkan kasih sayang. Selain itu, kisah Disney’s Princess selalu memberi harapan baru bahwa segala hal itu mungkin. Segala hal itu penuh keajaiban, dan jika kita yakin, apapun keinginan kita pasti terjadi.

Sekian catatan tentang Disney’s Princess kali ini. Terima kasih sudah menyempatkan membaca blog-ku. Sampai jumpa di catatan-catatan selanjutnya~~

Selasa, 02 Agustus 2016

Paradoks



Aku sedang membaca sebuah novel ketika tiba-tiba pikiranku beranjak ke seseorang yang sangat aku kenal. Setelah menghabiskan waktu beberapa menit memikirkan orang tersebut aku memutuskan untuk merinci apa saja yang akan aku tuliskan tentangnya di sini. Bukan hanya semata-mata aku ingin menulis, tetapi aku merasa orang ini ingin dimengerti oleh orang lain secara keseluruhan. Baik dari pola pikirnya dan perbuatannya.


Oleh sebab itu sekarang aku sedang berada di kamarku, seperti biasa ditemani dengan beberapa playlist lagu dan suasana yang mendukung untuk mulai menulis. Cuaca sedang begitu dingin dan aroma basah mengantarkan sisa-sisa hujan sejak tadi pagi. Adik laki-lakiku sedang berada di sampingku sekarang. Sama bosannya denganku, hanya saja ia praktis tidak tahu akan melakukan apa selain mendengarkan musik dari ponsel barunya dan memainkan pistol-pistolan milik adik sepupuku dengan kedua tangannya.


Aku sudah mencatat apa-apa saja yang ingin kutuliskan tentang seseorang ini dalam ingatanku secara acak. Jadi, untuk mempersingkat tulisan aku akan memulai dari perkenalan.


Aku sudah mengenal orang ini begitu baik. Sebaik aku mengenal diriku sendiri. Barangkali karena aku telah mengenalnya selama hampir seumur hidupku. Dan seperti yang telah kujelaskan tadi, ada banyak hal yang sebenarnya ingin disampaikan olehnya namun tak ada sesuatu yang menghalangi keinginannya itu. Kini, aku yang akan memberikan kesempatan ini untuknya.


Dia ingin dimengerti. Atau mungkin sebenarnya banyak orang yang sudah mengerti tentangnya. Namun karena ia tipikal orang yang kerap kali memikirkan hal-hal yang remeh, ia selalu menebak-nebak bagaimana cara orang lain mengerti dirinya. Misalnya, seperti apa dirinya di mata orang lain? Seperti apa orang lain memandang caranya berpikir dan bertindak?


Jika aku memosisikan diriku sebagai orang lain itu, aku akan melihatnya sebagai sosok yang misterius sekaligus bersahaja dan memiliki sebuah karisma. Aku tahu betul bagaimana orang lain terkadang bisa begitu mengambil jarak dengannya hanya karena rasa sungkan. Padahal dia tak melakukan sesuatu yang memunculkan rasa sungkan pada orang lain. Meski orang lain melihatnya sebagai orang yang ceria, bersemangat, dan hangat karena ia mudah sekali mengumbar senyum, tawa, dan berupaya untuk menjadi ramah, terkadang ia juga menjadi sosok yang penuh misteri dilihat dari bagaimana ketika ia diam untuk berpikir dan menilai sesuatu. Di sisi lain, ia bisa menjadi seseorang yang tegas dan keras kepala jika memiliki suatu pendapat ataupun keinginan. Bagiku, ini seperti semacam paradoks. Mungkin hal-hal semacam inilah yang membuat orang lain seolah kesulitan untuk menebak isi hatinya yang, menurutku, memang terkadang mudah berubah.



Aku paham bagaimana sulitnya memahami seseorang seperti dia. Dan ternyata ia juga mempertimbangkan kesulitan tersebut. Sejauh yang kutahu, ia menikmati kemisteriusan dan karisma yang terpancar dari dalam dirinya. Oleh karena itu terkadang ia tak ambil pusing ketika berinteraksi dengan orang lain, meski terkadang ia juga—seperti yang kusebutkan baru saja—mencemaskan hal-hal remeh seperti bagaimana orang lain memandang dirinya. Ia mencemaskan jika orang lain ternyata memandangnya sebagai sosok yang tidak menyenangkan karena sikap misteriusnya yang memberikan kesan berjarak dan keinginannya untuk ‘dilihat’ orang lain secara detil.


Untuk dekat dengannya memang susah. Maksudku, dekat dalam artian sebagai orang yang dipercaya. Dimana dia bisa berbagi suka duka maupun pengalaman apapun kepada orang tersebut. Ia tak membuka hati semudah itu karena ia terbiasa berhati-hati dan menimbang-nimbang segalanya. Apakah orang ini layak dipercaya? Apakah ia nyaman jika bersama orang tersebut? Ia menimbang-nimbangnya. Lagi-lagi ini merupakan paradoks mengingat ia begitu ingin ‘dilihat’ orang lain secara detil.


Berbicara mengenai ‘dilihat orang lain secara detil’, maksudku adalah ia memiliki keinginan untuk dikenal oleh banyak orang. Bukan lagi seputar bagaimana pola pikirnya. Tapi tentang siapa dirinya dan apa yang telah ia capai. Kurasa karena ia memiliki visi yang begitu jelas dan panjang sekaligus seseorang yang memiliki cita-cita yang tinggi. Kerap kurasakan ia selalu ingin menonjolkan sesuatu dari dalam dirinya. Aku merasa hal itu memang tidak baik. Dan rupanya ia memahami itu karena setelah ia melakukan sesuatu yang bermaksud untuk menonjolkan sesuatu dari dalam dirinya tersebut—meski tak dilakukannya secara terang-terangan--ia kerap memikirkan pandangan orang lain terhadap apa yang telah ia lakukan tersebut. Apakah orang lain telah secara jelas menangkap maksudnya untuk ‘pamer’? Ataukah sebaliknya, orang lain merasa memakluminya karena melihat apa yang telah ia lakukan adalah hal yang wajar dan tidak terlalu terus terang.


Selain itu, dia adalah orang yang paham apa yang ingin dia lakukan dan apa yang tidak. Sepanjang yang kutahu, ketika ia memiliki sesuatu untuk dilakukan dan sepanjang ia merasa hal tersebut pantas dilakukan, ia akan melakukannya dengan segera dan tanpa beban. Tetapi ketika ia tidak ingin melakukan sesuatu dan merasa bahwa tidak perlu melakukannya ia jelas tidak akan bergerak. Ia sangat tegas dalam hal tidak melanggar aturan dan paham betul apa yang ingin dia lakukan dan apa yang tidak. Kurasa ini berhubungan dengan sifat keras kepalanya dan sedikit egois. Tetapi memiliki tekad adalah poin plus miliknya.


Meski terkadang ia memiliki keragu-raguan yang besar akan masa depannya sendiri, tapi ia selalu percaya bahwa apapun yang dia cita-citakan akan tercapai. Ia memiliki keyakinan yang kuat bahwa impiannya akan tercapai entah bagaimana cara Tuhan membuat pola nasibnya di masa depan. Ia percaya bahwa apa yang ditakdirkan Tuhan untuknya adalah takdir yang indah dan yang paling ia butuhkan.


Dalam menghadapi masalah, ia cenderung kalut di awal. Tetapi kemudian dia akan menenangkan dirinya dan memilah-milah jalan keluar sekaligus memikirkan dampak ke depannya. Untuk selanjutnya, ia akan mengambil sebuah keputusan yang tegas. Bukan hanya karena ia tipikal seseorang yang tidak menyukai konflik maupun masalah apapun, tetapi karena ia tak menyukai ketidakjelasan. Baginya, segala sesuatu harus direncanakan dengan matang ditata baik-baik. Begitu pula dengan jalan keluar suatu masalah. Selain harus dipikirkan matang-matang juga harus secara tegas diambil untuk mencegah masalah tersebut berlarut-larut.


Menurutku, yang paling menarik darinya adalah kepekaan hatinya dan ketulusan hatinya ketika menyayangi seseorang. Ia mudah sekali tersentuh dan mudah berempati. Kurasa sifat tersebutlah yang membuatnya terkadang merasa lemah. Karena ia cenderung tidak menyukai konflik, ia biasanya membuat sebuah keadaan dimana dia ingin selalu merangkul banyak orang dan menjadi sosok yang menenangkan. Ia tipikal orang yang akan kalian temui berada di sudut jalan termenung memandangi seorang pedagang kaki lima tua renta dengan perasaan iba menggelayuti hatinya. Mungkin, ia tak akan turun langsung membantu pedagang tersebut. Tetapi baginya melakukan kebaikan secara diam-diam tanpa diketahui orang lain adalah hal yang paling ingin dilakukannya. Itu sebabnya meski ia merasa begitu kasihan dengan pedagang tersebut ia tak akan tergerak langsung untuk menolongnya. Ia tidak ingin orang lain melihat aksinya karena itu akan mengganggunya. Sekalipun ia pernah melakukan aksi kemanusiaan di pinggir jalan di mana ada banyak orang, ia melakukannya dengan cepat-cepat. Seperti ketika ia pernah memberikan makanan kepada dua orang pengemis. Ia meletakkan makanannya begitu saja sambil mengatakan, “Ini untuk bapak,” kemudian buru-buru pergi dengan kepala tertunduk. Ia tak ingin orang lain melihatnya.


Selain kepekaan hati terhadap orang lain, ia juga termasuk orang yang begitu tulus menyayangi. Aku pernah melihatnya begitu menyayangi seseorang. Ia menerima semua kekurangan orang tersebut, dan meski aku melihatnya sendiri ia beberapa kali ia dikecewakan, ia masih tetap menyayangi orang tersebut. Dan ketika hubungannya dengan orang tersebut tak bisa dijalankan lebih jauh lagi, aku dengan jelas melihat betapa ia tersiksa. Ia adalah sosok yang menyayangi seseorang dengan begitu tulus dan dalam. Kurasa karena kedalam rasa sayangnya itulah yang membuatnya terluka begitu parah.


Aku memahami bagaimana ia bisa begiu menyayangi seseorang. Sebenarnya, seperti yang pernah kukatakan, ia tidak pernah membuka pintu hatinya begitu saja untuk orang lain. Karena ia perlu melakukan beberapa seleksi kriteria untuk orang tersebut mendapat tempat di hatinya. Dan karena ketika ia memberikan tempat tersebut pada seseorang yang terpilih, akan susah baginya untuk mengganti orang tersebut dengan orang lain di tempat yang sama. Aku menyebutnya sebagai sosok yang tidak mudah jatuh cinta karena sekali ia jatuh cinta maka tidak akan mudah pula baginya untuk melepaskan.


Aku berharap ia tak akan lagi salah menempatkan seseorang di hatinya. Aku tidak bisa berpikir akan sesakit apa lagikah dia ketika ia salah dalam menempatkan seseorang. Kali ini semoga ia bisa menemukan seseorang yang pantas, yang layak untuk segala ketulusan dan kasih sayangnya. Untuknya, aku meyakini satu hal bahwa ia akan bertemu dengan seseorang yang akan membuat hidupnya jauh lebih bahagia.


Ini adalah paragraf terakhirku di catatan ini. Rasanya lega bisa menulisan sesuatu yang tak pernah sempat ia tuliskan. Aku merasa menjadi seseorang yang mewakilinya. Semoga ia senantiasa bahagia dan menjadi seseorang yang lebih baik. Dan semoga apapun yang ia cita-citakan bisa tercapai. Aamiin.