Halo! Selamat datang kembali di blog yang semakin ke sini
rasanya semakin jarang ku update ini.
Tiba-tiba saja lagu yang sedang kudengarkan mengantarkan
mood-ku untuk menulis sesuatu malam ini. Sepertinya, aku akan menuliskan suatu
opini yang berkaitan dengan pilihan hidup seseorang. Pilihan hidup yang
kumaksud lebih mengarah ke bagaimana kita sebagai manusia dianugerahi sesuatu
yang sangat berharga oleh Tuhan, begitu berharganya hingga bisa memengaruhi
kita dalam menjalani kehidupan. Barangkali memang agak berlebihan, tapi sesuatu
itu, karena satu dan lain hal sebut saja: CITA-CITA.
Aku memang pernah membahas tentang cita-cita, tentang
bagaimana cita-cita yang begitu tingginya hingga membuatku gentar, tentang
apakah aku tak yakin apakah cita-cita itu benar-benar akan aku realisasikan
dengan usahaku sendiri.
Namun dalam tulisan kali ini, dalam deretan-deretan kata di
otakku yang kuketikkan dengan cepat ini, aku ingin membahas mengenai cita-cita
yang realistis.
Aku pernah beberapa kali mendengar ada orang lain yang
mengatakan, “Punya cita-cita itu yang realistis dong!” atau setidaknya mereka
mengungkapkan hal yang intinya sama hanya saja dengan kalimat lain. Atau bahkan
aku pernah membaca beberapa artikel yang intinya itu sama: Bercita-citalah
sesuai kemampuanmu. Intinya ya itu tadi: bercita-citalah yang realistis.
Tapi, cita-cita yang realistis itu seperti apa, sih? Apa
benar cita-cita yang realistis itu adalah cita-cita yang sesuai dengan
kemampuan kita? Kalau kita tidak mampu, berarti cita-cita itu tidak realistis?
Hey, Guys.
Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut aku ingin kalian tahu bahwa
tidak ada larangan untuk bercita-cita setinggi mungkin, sekalipun itu menurutmu
melampaui kemampuanmu. Tidak ada batasan untuk berangan-angan ingin menjadi
apakah kalian. Tuhan mengaruniai kita kemampuan untuk berpikir dengan
imajinasi-imajinasi yang tidak berbatas. Jadi, yang aku ingin kalian tahu
adalah singkirkan dulu pikiran-pikiran kalian apakah kalian mampu atau tidak.
Yang perlu kalian garisbawahi adalah tentukan dulu kalian bercita-cita ingin
menjadi apa. Tentukan saja cita-cita sesuai dengan keinginanmu tanpa dibatasi
oleh keragu-raguan tentang kemampuan kalian itu.
Oke. Jadi, menurut pendapatku sendiri cita-cita yang
realistis itu memang cita-cita yang bisa kita raih dengan kemampuan kita
sendiri. Cita-cita yang tidak hanya muncul atas dasar imajinasi saja. Cita-cita
yang sesuai dengan kapasitas kita. Contoh yang paling menyedihkan adalah
misalnya ada seseorang yang bercita-cita untuk menjadi seorang astronot tetapi
ia terjebak di suatu keadaan dimana ia ternyata tidak mampu melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Cita-cita jadi astronot-nya apa kabar?
Kapasitas kemampuannya untuk menjadi astronot tipis sekali. Bahkan bisa dibilang
hampir tidak ada.
Contoh semacam itu, mau tidak mau, memang benar-benar
terjadi di sekitar kita. Jangankan astronot. Cita-cita orang lain yang bagi
kita saja cukup sederhana, tetapi bagi mereka tidak sesederhana itu. Semuanya
ya karena itu tadi: kapasitas.
Jadi, apakah benar kita memang harus bercita-cita secara
relistis? Yang sesuai dengan kemampuan kita?
Sebenarnya, tidak ada salahnya kita merenung untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Di paragraf sebelumnya, aku sudah menyuruh kalian untuk
mencoba bercita-cita di luar batas kapasitas kalian bukan? Sekarang, aku ingin
kalian tahu bahwa kalian tidak akan tahu sejauh mana batas kapasitas kalian
jika kalian belum mencobanya. Sebelum kenyataan benar-benar menyatakan bahwa
kapasitas kalian hanya cukup untuk memiliki cita-cita yang lebih realistis dari
cita-citamu sebelumnya, tidak ada salahnya kita menguji batas kita sendiri.
Toh, pada akhirnya kita akan tahu.
Lalu bagaimana jika ternyata cita-cita kita tidak
realistis? Bagaimana jika cita-cita itu tidak sesuai dengan kapasitas kita?
Guys, aku percaya
bahwa tidak ada cita-cita yang berada di luar batas kapasitas kita. Semuanya
selalu berada dalam jangkauan kita. Hanya saja, Tuhan
juga memiliki andil yang cukup besar perihal ini. Jika kalian sudah mati-matian
berjuang untuk menguji batas kalian sendiri dan hasilnya tidak sesuai dengan
harapanmu, bukan berarti cita-citamu gagal. Bukan berarti cita-citamu tidak
realistis. Cita-citamu cukup realistis, tetapi Tuhan pasti memiliki kehendak
lain mengapa kalian harus menerima kenyataan bahwa serealistis apapun
cita-citamu, tetapi kehendak Tuhan jauh lebih bermanfaat. Sekalipun kehendak
Tuhan mungkin berlawanan dengan cita-citamu.
Bisa jadi cita-citamu realistis. Tetapi, tidak baik untuk
kehidupanmu di masa yang akan datang. Sebaliknya, Tuhan selalu mampu
mengarahkanmu ke pilihan lain yang lebih baik. Dan arahan Tuhan akan selalu
menyertaimu di sela-sela usahamu merealisasikan cita-citamu itu. Tercapai
tidaknya cita-citamu, setelah usaha yang begitu panjang, pada akhirnya akan
mengantarkanmu pada keputusan Tuhan yang tidak akan pernah menempatkanmu di
tempat yang salah.
Jadi, kesimpulannya adalah. Selama belum ada larangan untuk
bercita-cita tinggi, cobalah untuk selalu memiliki target yang melampaui
kemampuanmu. Setidaknya untuk menguji batasmu sendiri untuk meyakinkan dirimu
sendiri bahwa sebenarnya kalian mampu untuk berusaha lebih. Cita-cita yang
realistis tidak hanya seputar cita-cita yang sesuai dengan kapasitasmu, tetapi
cita-cita yang dipilihkan Tuhan untukmu. Cita-cita terbaik yang akan disematkan
Tuhan dalam angan-anganmu, yang kelak dengan usaha keras dan doamu akan menjadi
kenyataan.
Tulisan ini mewakili keresahan yang selama ini selalu
kurasakan. Aku memang mengalami sedikit masalah dengan pandangan tentang
cita-cita yang realistis. Seolah aku merasa bahwa cita-citaku tidak realistis,
tidak sesuai dengan kapasitasku. Tapi, aku mencoba untuk memotivasi diriku
sendiri dengan membuat tulisan ini. Dan aku harap tulisan ini juga akan memotivasi
kalian.
Aku berharap bahwa apapun cita-cita kalian semoga menjadi
jalan yang terbaik yang bisa kalian usahakan untuk direalisasikan. Semoga Tuhan
senantiasa membimbing kita ke arah yang lebih baik dan merestui pilihan-pilihan
yang kita ambil.
Akhir kata untuk catatan malam ini, kuucapkan terima kasih
atas waktu kalian. Sampai jumpa di catatan selanjutnya. Byeee~