Kebutuhanku untuk menulis sangat mendesak.
Seperti biasa ada hal yang ingin kutulis tetapi aku bingung apa yang harus
kutulis. Padahal aku memiliki satu tugas
membuat sebuah cerpen untuk
pameran sastra. Deadline-nya
akhir bulan ini dan aku belum menyusunnya!
Aku baru saja mau menulis paragraf
pertama inti dari catatan ini tapi tiba-tiba listrik mati. Suasana gelap
gulita. Dan berbekal kebiasaan mengetik sejak lama aku akhirnya membuat kalimat
ini dalam kegelapan tanpa melihat keyboard.
Oh, baru saja listrik menyala lagi.
Astaga. Mati lagi.
Tunggu dulu. Sepertinya tegangan listrik ingin bermain
petak umpet denganku karena baru saja listrik menyala lagi.
Dengan ditemani seorang adik laki-laki dimana tinggiku
hanya mencapai pundaknya, aku akan memulai tulisan baru ini dengan topik
mengenai …
Baiklah. Biar aku pikirkan dulu.
Oh, benar! Topik mengenai musik.
Sebenarnya, aku bukan tipikal yang paham tentang musik.
Sejauh yang aku tahu sebagai orang awam aku hanya mengenal ada tujuh tangga
nada dan beberapa jenis musik. Istilah-istilah lain mengenai musik? Aku buta
sama sekali. Selebihnya aku hanyalah penikmat musik. Musik apa saja asalkan
sesuai suasana hatiku dan enak kudengarkan.
Seingatku semenjak aku baru mengetahui bahwa ponsel
pertamaku dulu bisa digunakan untuk mendengarkan radio menggunak earphone aku selalu mendengarakan musik kapanpun dan
dimanapun. Khususnya ketika akan menjelang tidur. Bahkan sebagai penikmat
lagu-lagu mancanegara khususnya western
aku masih ingat betul lagu western apa
yang pertama kali kudengarkan melalui earphone:
The Day You Went Away dari M2m. Jauh
sebelum itu ketika aku masih balita seingatku aku mendengar lagu-lagu Westlife
pertama kali dan hingga saat ini aku masih menjadi penggemar grup vokal dari
Irlandia itu.
Bagiku, musik dan lagu adalah dua hal yang sama dimana
dengan mendengarkannya semua moodku bisa membaik, atau bahkan memburuk. Tidak
diragukan lagi bahwa musik memang mampu membawa suasana hati pendengarnya ke
manapun sesuai dengan musik apa yang didengarkan. Bahkan aku percaya bahwa
tidak hanya musik yang mempengaruhi suasana hatimu. Terkadang suasana hatimulah
yang mempengaruhi musik atau lagu yang kaudengarkan.
Pernahkah kalian merasa sedang menggalau, kemudian
mendengarkan lagu sendirian dengan earphone
di kedua telinga kalian, dan tanpa sengaja lagu-lagu yang kalian dengarkan
beralih ke judul lain yang sesuai dengan suasana hati kalian? Pengalihan judul
ini tidak hanya sekali, tetapi hingga beberapa kali. Padahal kalian sudah
men-set pemutar musik kalian untuk secara otomatis memutar lagu secara acak.
Tapi entah kenapa ketika kalian berusaha untuk menghindari lagu-lagu galau
karena tidak ingin memperburuk suasana hati, justru lagu itu dengan sesuka
hatinya beralih dari satu lagu galau ke lagu galau lain. Dan jika sudah seperti
itu tak ada hal lain yang bisa kalian lakukan selain menikmati lagu galau itu.
Karena … yah, karena kalian memang tidak bisa menyangkal suasana hati kalian
sendiri.
Atau mungkin selain sebagai makhluk sosial, manusia
juga termasuk makhluk yang gemar melakukan drama? Ketika sedang menggalau dan
tanpa sengaja mendengarkan lagu galau, mereka justru akan menumpahkan kegalauan
mereka seluas-luasnya hingga puas.
Barangkali memang benar begitu.
Musik bagi seorang introvert sepertiku adalah sebuah
alat pelarian dari lingkungan yang tidak kusukai. Ketika aku sedang berada di
tengah-tengah suasana yang tidak membuatku nyaman, atau dikelilingi seseorang
yang mengganggu privasiku, aku cukup mengeluarkan sebuah ponsel berisi ratusan
lagu dan sebuah earphone kemudian
mendengarkan musik. Aku pun masuk ke duniaku sendiri.
Aku memang pernah menyatakan di catatanku sebelumnya
mengenai ‘dunia sendiri’ ini. Bahwa
ketika planet lain masih sedang diteliti apakah bisa dihuni manusia atau tidak,
jangan coba-coba untuk membuat dan hidup di planetmu sendiri. Tapi sebagai
seorang introvert kurasa memiliki dunia sendiri terkadang memang tidak bisa
dihindari.
Ajaibnya, musik tidak hanya mengirimku ke duniaku
sendiri di saat-saat yang paling kubutuhkan, tetapi musik juga membantuku
berhubungan dengan orang lain. Terutama orang-orang yang memiliki genre musik
yang sama denganku. Dan karena genre musik dan lagu-lagu yang kudengarkan cukup
umum hal ini semakin memudahkanku berbagi minat dengan orang lain. Tidak masalah
bagiku memutar sebuah lagu di kelas dengan bantuan speaker karena aku dan teman-temanku menikmati musik yang sama.
Untukmu yang mungkin sedang merasa gelisah dan suntuk
kusarankan untuk mencari tempat setenang mungkin. Bawa daftar-daftar lagumu
yang siap diputar entah itu di ponsel, laptop, i-pod, atau apapun. Jangan lupa earphone. Pergilah ke tempat yang tenang
dimana tidak ada seorangpun bisa mengusikmu, pasang earphone ke telinga, dan dengarkan musik. Musik yang bisa mengubah
suasana hatimu menjadi lebih baik. Dengarkan dan nikmati. Pejamkan matamu dan
biarkan nada demi nada mengalir dari telinga ke otakmu hingga mungkin ke seluruh
tubuhmu. Nanti ketika kau membuka mata, kupastikan segala hal akan terasa
berbeda.
Musik membantumu menemukan sebuah inspirasi. Sebuah
jawaban dari pertanyaan-pertanyaanmu sendiri. Sebuah titik terang. Musik juga
membantumu barang sejenak melarikan diri dari berbagai persoalan yang bisa
membuat otakmu terasa penuh dan ingin meledak.
Ketika kau mendengarkan musik, jangan tahan dirimu.
Berdendanglah ketika kau ingin berdendang mengikuti alunan musik. Gerakkan
tubuhmu ketika kau ingin semakin terhanyut ke dalam baris demi baris lirik dan
dentuman sensasi yang muncul. Tak perlu ditahan. Sepanjang kau tak melakukannya
secara berlebihan di tengah-tengah kerumunan jangan takut untuk melakukannya.
Dengarkan musikmu!
Terberkatilah seseorang yang memiliki bakat untuk
bermain alat musik atau memiliki suara indah. Mereka dapat menciptakan pelarian
masalah mereka sendiri. Dan untukmu yang terberkati dengan bakat lain selain
bakat musik tak perlu khawatir karena musik dapat dinikmati dengan berbagai
cara. Bahkan cara termustahilpun sekalian. Sepanjang kau menemukan caranya
sendiri.
***
Apakah catatanku barusan cukup terlihat sebagai salah
satu pelarian juga?
Jujur saja bahwa sebelumnya aku tak memiliki topik
apapun untuk kutuliskan selain curahan hati mengenai masalah yang lama yang
belum juga kuselesaikan. Tapi kemudian ketika aku membuka Ms.Word dengan
beberapa lagu yang kuputar di laptop-ku aku langsung banting setir untuk
membuat catatan lain dengan topik yang baru. Akhirnya~ Inilah catatanku.
Aku tahu seharusnya aku jujur dalam menulis. Menulis
apapun itu. Tapi seperti yang kukatakan bahwa musik membantu kita untuk
menemukan titik terang dari berbagai permasalahan, aku pun mendapatkan titik
terangku sendiri untuk tidak membuat tulisan galau yang terlampau banyak. Apalagi
tulisan yang kubagikan ke seluruh orang di dunia ini melalui blog. Setidaknya
aku harus membuat catatan yang bisa kugunakan untuk berbagi hal-hal yang
menggembirakan. Bukan hanya hal-hal galau terus menerus.
Di ujung catatan ini aku akan mengedit beberapa kata
yang salah ketik sambil berpikir judul apa yang akan kugunakan. Jadi, sebagai
penutup, kuucapkan terima kasih atas waktu yang kalian luangkan untuk membaca
catatan ini. Kebutuhkan untuk menuli cukup tersalurkan hari ini. Sampai jumpa
di catatan selanjutnya~