Jumat, 14 Mei 2021

When a Little Unicorn Being Afraid of a Rainbow

 Oneday, Tipsy the little unicorn was waking up in a cold misty morning. She opened her little blinking eyes, her heart full of hope. Will I meet another little unicorns outside? This morning is so cold, I think I can’t go far away to find another flowers, She thought.

 

Meanwhile, outside of  her house, there’s no one of her friends, nor another unicorn. She lived alone. She didn’t know where’s her mama or papa. All she knew was someday she opened her eyes and found she left alone.

 

Tipsy pushed all of her legs to stand up and walked into the door. She opened her door and all of she saw was a very wide meadows with some little white flowers. She didn’t meet any friends at all just like usual days.

 

Tipsy walked down into the meadows. This cold and mist just so familiar until the clouds moved into another way and the sun was shine so bright. It just a second, even Tipsy didn’t have a chance to enjoy the sun, the clouds getting dark again. “No, please, don’t rain,” Tipsy whispered.

 

Suddenly, the thunder shocked Tipsy out. It’s still the earlier of morning and thunder was so rumbling. Tipsy run back to her home, but before she reached out the door the light rain came with a little sun shine. Tipsy never met this weather and she stopped. She tried to understand the weather. “Are you try to play with me?” Tipsy asked into the light rain. The wind blows a little like it answered Tipsy’s question.

 

“Okay, let’s play. But don’t scare me,” she said. Tipsy walked around the meadows while light rain wet her out. She played alone without any one, any unicorns. She played with the rain happily just like meet a new friends. Sometimes she shook her little pony to waggle the wet, sometimes her legs nudged the little white flowers softly try to ask them to dance with her. Tipsy just made a friend with the meadows, light rain, and a little sun shine!

 

But, the light rain stopped. Slowly the clouds moved and showed something colourful and curved. Tipsy looked at that and thought, she felt like she knew what was that. Those colors … And those feelings. Something hurt appeared inside of her heart slowly. She knew the feelings! She knew the things! That rainbow … bring her parents go and left her alone. Tipsy so afraid and she cried. She didn’t want to meet the rainbow again because she knew she will left alone again, even no one around her right now.

 

Tipsy run away from the meadows to stay away from the rainbow. She run as fast as her little feet can bring her away from the rainbow, left loneliness behind her. Tipsy didn’t know where to go, the only thing she knew was she didn’t want to meet a rainbow anymore, she didn’t want rainbow brings all of she have … even she didn’t have anything at all.

 

Meanwhile, when Tipsy run away so far … She didn’t know that another unicorns come over the rainbow. They went down through the rainbow and called Tipsy. Turns out, when they went by the rainbow into another meadows, they forgot Tipsy … but now, they came back to pick up Tipsy. But, Tipsy already run away.

Sabtu, 23 Januari 2021

Seperempat Abad

Hai,

Sebuah lembaran putih berdebu yang telah lama merindukan huruf-huruf kecilku. Apa kabar? Apa kabar aku, apa kabar dunia hening dan kecilku?

Aku, seperti biasa, tidak akan memulai tulisan ini dengan diksi yang begitu-begitu saja, karena sesungguhnya ketika kuketikkan kalimat ini bukan jari dan isi kepalaku yang bergerak. Tapi, entah bagaimana, hatiku menuliskan ini semua.

Sesuatu yang seringkali kusimpan sendiri ingin menguar keluar. Tidak tahu apakah karena lagu yang sedang kuputar, atau menyadari kenyataan bahwa langkahku telah membawaku sejauh ini, mataku terasa panas.

Hei, Seperempat abadku.

Setiap tahun rasanya seperti memiliki sebuah hutang pada diriku sendiri, dan duniaku yang hening, tenang, serta kecil ini. Aku tahu ada sesuatu yang menunggu untuk dibuka kembali dan diisi dengan hal-hal baru. Kini, di pagi yang tersorot cahaya matahari seperempat abadku, kutuliskan kembali hal-hal yang selama ini ingin selalu kuingat dan kudengar dari orang lain.

You blessed.

Kamu diberkahi dengan banyak hal. Selalu ingat hal itu. Pekerjaan yang baik, tubuh yang sehat, orang-orang yang menyayangimu. Cukup banyak hal yang bisa mengisi dunia hening dan kecilmu. Kuharap dirimu akan selalu mengingat ini, entah sejauh mana tubuhmu mampu membawamu pergi atau setinggi apa pemikiranmu selama ini tentang hal-hal yang ingin kautuntut dari dirimu sendiri.

Berhentilah menuntut dirimu sendiri terlalu keras, berekspektasi yang terlampau tinggi tentang dirimu, atau mungkin terlalu keras mendorong dirimu memenuhi keinginan orang-orang di luar sana.

Atau, sebenarnya, tidak ada yang menuntutmu apa-apa selama ini?

Tidak ada. Tidak ada yang menuntutmu banyak hal. Kau sendiri yang menuntut dirimu sendiri.

Bahkan setiap pertanyaan dan kecemasanku bisa kujawab sendiri.

Seperempat abad selama ini kau telah cukup. Cukup menjadi dirimu dengan banyak hal yang memberkatimu. Hidup yang memang tidak selalu menyenangkan, tetapi kamu baik-baik saja dengan itu. Menangis di malam hari, mengingatnya sedikit keesokan harinya, dan baik-baik saja di kemudian hari karena lupa.

You loved.

"Segala hal yang ada di dekatmu, sekelilingmu, adalah hal-hal yang kau lihat dengan cinta. Kau orang yang penuh cinta dengan hati yang melihat segalanya dari sisi yang baik."

Sebuah kalimat yang selalu ingin kau dengar dan ingat untuk dirimu sendiri, agar tetap menjadi orang yang baik. Tidak banyak yang akan mengucapkan dan mengingatkan hal seperti ini untuk dirimu, kecuali dirimu sendiri.

Kau pernah berjalan sendiri ketika tak ada yang mau mengikuti langkahmu. Kau pernah menguat-nguatkan hatimu sendiri ketika sesuatu yang pernah menyokongmu mematahkan hatimu. Kau pernah menjadi satu-satunya orang yang percaya dengan dirimu sendiri, ketika orang lain terlalu sibuk mempertanyakanmu.

Kurasa masa-masa itu sudah berlalu. Sesekali mengalaminya kembali pun tak apa, kau akan ingat untuk segera baik-baik saja di kemudian hari.

Hari mungkin akan terasa begitu berat kau jalani, tetapi bahkan di seperempat abadmu kini, kau masih ingat bahwa masih banyak yang menyayangimu, yang mengingatkanmu akan hal-hal yang baik, dan membawamu keluar dari gelapnya ketidaktahuan.

You old.

Di seperempat abadmu ini, menjadi tua bukan satu-satunya hal yang bisa kau lihat dan rasakan. Tetapi duniamu yang hening dan kecil itu, melebar perlahan. Suara-suara baru bermunculan, satu per satu tirai tersingkap, dan kemudian kau sadari bahwa menjadi tua adalah perihal melihat dunia dengan jauh lebih luas dan terang.

Kau tak pernah sendiri atau merasa sendiri, dunia mu kini riuh. Bahkan di siang dan malammu pun kini terasa penuh.

Orang lain mungkin akan berkata, "Jangan menangis diam-diam lagi. Hatimu tidak bisa dipatahkan berkali-kali karena hal yang sama." Dan kurasakan bahwa itu benar. Diriku kini lebih utuh dan liat tak gampang patah.

Menjadi bertambah tua adalah hal yang mutlak bahkan cenderung riskan, bukan? Mengapa mutlak karena semua orang pasti akan menua, tetapi riskan karena tidak semuanya akan berhasil dengan tuntutan menjadi lebih dewasa dan lebih baik. Ingat selalu bahwa, menjadi baik bukan untuk orang lain, tetapi untuk kedamaian dirimu sendiri. 

Menjadi bertambah tua juga merupakan perihal menerima. Menerima bahwa tak semua hal yang telah dan akan kau hadapi akan berjalan sesuai maumu. Menerima bahwa memang tak akan bisa menyenangkan semua orang. Menerima bahwa memang tidak mungkin membuat semua orang mencintaimu seperti layaknya kamu selalu melihat cinta di setiap masing-masing orang yang kau temui.

Seperempat abad adalah segala hal tentang menjadi lebih tua dengan lebih banyak cinta dan rahmat.

Selamat menjadi lebih tua, Aku. 

Terima kasih karena telah bertahan dan bertumbuh sejauh ini. Kau hebat, penuh dengan hal-hal baik yang akan kau bagi dengan orang di luar sana. Langkahmu akan lebih jauh dengan banyak kejutan yang akan diberikan Tuhan padamu.

Ingatlah untuk terus menjadi baik. Ingatlah untuk selalu menciptakan sendiri segala hal yang ingin kau dengar, kau ucap, kau lakukan ketika orang lain tak bisa lakukan untukmu. Ingatlah untuk selalu menjadi cukup dan haus bertumbuh.

Berbahagialah selalu ...