Minggu, 29 Oktober 2017

Malamku Kini Penuh

Menjadi seseorang yang menunggu malam hanya untuk menuliskan untaian kata terkadang amat membosankan. Seolah hidupku bergantung pada malam. Kemudian aku sadar bahwa, kata-kata yang selalu tersendat untuk kutuliskan bukan karena malamku yang tak kunjung datang. Malamku datang tiap hari. Tetapi rasa bosan untuk menyentuhkan jemariku disela-sela huruf ini terasa begitu berat.

Malamku sudah lama menjadi berbeda. Bagiku, malam selalu membawaku ke berbagai suasana yang berbeda. Setahun belakangan ini, malamku bergelora. Ia meliukkan rindu, membagi ruang dan waktuku hanya untuk merenungkan satu hal, meniupkan impian-impian baru akan masa depan. Ia tidak lagi menutup mataku untuk satu hal yang telah lama jauh tertinggal, tetapi aku menolak untuk menerima kenyataan itu. Ia telah lama tidak memakukan harapanku pada banyak hal yang telah lama luruh. Dan ia telah berhenti menahan siang agar lama hadir dan membuyarkan suasana-suasana yang sering menyelinap datang.

Malam selalu membuatku banyak berpikir dan membayangkan berbagai hal. Menatap masa depan rasanya lebih mantab jika kulakukan sambil berbaring mendengar suara-suara malam. Merindukan seseorang rasanya bisa lebih menyenangkan jika kurasakan ketika menatap kegelapan dan hening yang menyelimuti sekitar.

Rasa kehilangan juga sempat menemaniku berbincang dengan malam. Namun kini, malamku tak pernah lagi terasa kosong. Kehilangan itu berganti menjadi rasa yang terisi penuh. Sesekali ia begitu penuh hingga rasanya malam tidak sanggup menampung, dan harus berbagi dengan siang. Siangku pun akhirnya mulai terisi pula.

Terisi oleh kenyataan bahwa Tuhan menggantikan kehilanganku dan aku sangat menyadarinya.

Malamku kini penuh renungan bahwa Tuhan benar-benar tidak pernah mengambil apapun yang dari makhluk-Nya. Ia hanya akan menggantinya dengan hal lain yang lebih tepat dan lebih baik. Misalnya kehadiran orang lain. Aku menyadari beberapa hal yang membuatku sempat mengira bahwa kehadiran orang yang lama sudah tepat, tetapi Tuhan punya keyakinan lain. Aku bertanya pada diriku sendiri, dan bertanya dalam diam pada Tuhan ketika ia tiba-tiba menghilangkannya, kenapa ia cepat sekali menjauh? Kenapa sekarang rasanya berbeda? 

Kemudian Tuhan menjawab dengan memberiku kehadiran akan orang yang lain. Kehadiran yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Dan ketika ia hadir mengisi tempat yang kosong di malamku, aku menyadari kehadirannya ternyata telah mengembalikan harapan-harapan dan impian-impianku akan masa depan.

Malamku berubah. Ia kini liat menghadirkan impian-impian baruku yang lebih hidup. Aku kini menyadari bahwa harapan-harapanku di malam-malam yang lama, bersama seseorang yang lama, hanyalah harapan-harapan kosong. Namun kini, malam-malamku bermandikan harapan yang lebih nyata dan bersamanya kurasa aku akan bisa lebih kuat untuk berjuang meraih harapan itu.

Hal apa yang lebih patut disyukuri ketika Tuhan menghadirkan seseorang yang akan menemani dan membawamu menuju harapan yang lebih nyata?

Dan untukmu yang telah Tuhan hadirkan, a man with everything in his eyes, terima kasih karena sudah mau hadir dan singgah. Kali ini singgahlah lebih lama, dan selamanya :)